Agen Poker Agen Poker

Agen Ceme Agen Domino99 Terpercaya>

HitsDomino

Selasa, 23 Mei 2017

Cerita Sex Dewasa-Begitu Nikmatnya Memek Siswi SMP yang Baru Saya Kenal

 http://www.hitsdomino.org/app/Default0.aspx?ref=LINDA168168&lang=id

Satu hari saya memperoleh perintah dari boss untuk mendatangi tempat tinggal Ibu Yenni, menurut dia antena parabola Ibu Yenni rusak tak keluar gambar dikarenakan ada hujan besar tadi malam. Dengan mengendarai sepeda motor Yamaha, selekasnya saya meluncur ke alamat itu. Hingga dirumah Ibu Yenni, saya disambut oleh anaknya yang masih tetap SMP kelas 2, namanya Cherline. Karna saya beberapa kali sudah ke tempat tinggalnya jadi sudah pasti Cherline selekasnya menyuruhku masuk. Waktu itu situasi dirumah Ibu Yenni sepi sekali, cuma ada Cherline yang masih tetap berseragam sekolah, nampaknya dia juga baru pulang dari sekolah.

“Jam berapakah sich Ibumu pulang, Cher..? ”
“Biasanya sih yah, sore pada jam 5-an, ” jawabnya.
“Iya, tadi Oom diminta kesini buat betulin parabola. Apa masih tetap tidak keluar gambar..? ”
“Betul, Oom.. beberapa hingga Cherline tidak dapat nonton Di antara Dua Pilihan, rugi deh.. ”
“Coba yah Oom betulin dahulu parabolanya.. ” Lantas selekasnya saya naik ke atas genteng serta secara singkat cuma perlu 20 menit saja untuk membenarkan posisi parabola yang tergeser karna tertiup angin.
Nah, awal pengalaman ini bermula saat saya bakal turun dari genteng, lalu minta tolong pada Cherline untuk memegangi tangganya. Waktu itu Cherline telah ganti pakaian seragam sekolahnya dengan kaos longgar ala Bali. Ke-2 tangan Cherline terangkat ke atas memegangi tangga, mengakibatkan ke-2 lengan kaosnya turun ke bawah, serta ujung krahnya yang kedodoran menganga lebar. Pembaca tentu menginginkan turut lihat karna dari atas pemandangannya begitu transparan. Ketiak Cherline yang ditumbuhi bulu-bulu tidak tebal begitu sensual sekali, lantas dari ujung krahnya tampak gumpalan payudaranya yang kencang serta putih mulus. Batang kemaluanku saat itu juga berdenyut-denyut serta mulai mengeras. Satu panorama yang merangsang. Cherline tak menggunakan BH, mungkin saja gerah, payudaranya memiliki ukuran tengah namun terang terlihat kencang, namanya juga payudara remaja yang belum terserang polusi. Dengan menahan nafsu, saya pelan-pelan menuruni tangga sembari sesekali mataku melirik ke bawah. Cherline terlihat tak mengerti bila saya tengah nikmati keindahan payudaranya. Namun yah.. baiknya demikian. Bagaimana jadinya bila dia paham lantas mendadak tangganya dilepaskan, ditanggung minimum tentu patah tulang. Yang tentu sesudah selamat hingga ke bumi, fikiranku jadi kurang konsentrasi pada pekerjaan.
Saya baru mengerti bila saat ini dirumah ini cuma ada kami berdua, saya serta seseorang gadis remaja yang cantik. Cherline memanglah cantik, serta terlihat telah dewasa dengan kenakan pakaian enjoy daripada seragam sekolah yang kaku. Seperti umumnya, mataku menaksir wanita habis muka lantas turun ke betis lantas naik lagi ke dada. Nampaknya layak di beri nilai 99, 9. Berniat kurang 0, 1 karna piranti dalamnya kan belum ketahuan.
“Oom kok melihat saya demikian sih.. saya jadi malu dong.. ” tuturnya 1/2 manja sembari mengibaskan majalah ke mataku.
“Wahh.. sorry deh Cher.. habis sampai kini Oom baru mengerti kecantikanmu, ” sahutku sekenanya, sembari tanganku menepuk pipinya.
Muka Cherline segera memerah, mungkin tersinggung, memang dulu-dulunya tidak cakep.
“Idihh.. Oom kok jadi genit deh.. ” Duilah senyumnya buat hati gemas, terutama terasa bisa angin harapan.

Kemudian saya coba menyalakan TV serta segera nampak RCTI Oke. Beres deh, tinggal membereskan kabel-kabel yang berantakan di belakang TV.
“Coba Cher.. bantuin Oom pegangin kabel merah ini.. ”
Serta karna posisi TV agak rendah jadi Cherline sangat terpaksa jongkok di depanku sembari memegang kabel RCA warna merah. Kaos terusan Cherline yang pendek kurang untuk tutup semua kakinya, mengakibatkan telah dapat disangka. Pahanya yang mulus serta putih bersih berkilauan di depanku, bahkan juga pernah tampak warna celana dalam Cherline. Saat itu juga jantungku seperti berhenti berdetak lantas berdetak dengan cepatnya. Serta jadi bertambah cepat lagi saat tangan Cherline diam saja waktu kupegang untuk mengambil kabel merah RCA kembali. Punggung tangannya kubelai, diam saja sembari menundukkan muka. Saya juga selekasnya melakukan perbaikan posisi. Saat tangannya kuremas Cherline sudah keluarkan keringat dingin. Lantas pelan-pelan kudongakkan berwajah dan kubelai sayang rambutnya.

“Cherline, kamu cantik sekali.. Bisa Oom menciummu? ” kataku kubuat sesendu mungkin saja.

Cherline cuma diam namun perlahan-lahan matanya terpejam. Bagiku itu yaitu jawaban. Perlahan-lahan kukecup keningnya lantas ke-2 pipinya. Serta 1/2 sangsi saya tempelkan bibirku ke bibirnya yang membisu. Tanpa ada kuduga dia buka sedikit bibirnya. Itu juga satu jawaban. Setelah itu terserah anda.
Selekasnya kulumat bibirnya yang empuk serta merasa lembut sekali. Lidahku mulai menggeliat turut menyemarakkan situasi. Tidak kuduga juga Cherline menyongsong dengan hangat hadirnya lidahku, Cherline mempertemukan lidahnya dengan milikku. Kujilati semua rongga mulutnya sepuas-puasnya, lidahnya kusedot, Cherline juga ikuti caraku.

Pelan-pelan badan Cherline kurebahkan ke lantai. Mata Cherline menatapku sayu. Kubalas dengan kecupan lembut di keningnya lagi. Lantas kembali kulumat bibirnya yang sedikit terbuka. Tanganku yang mulai sejak tadi membelai rambutnya, rasa-rasanya kurang cocok, saat ini waktu yang pas untuk mulai mencari titik-titik riskan. Kusingkap perlahan-lahan ujung kaosnya serupa ular mengincar mangsa. Karna Cherline menggunakan kaos terusan, pahanya yang mulus mulai terbuka sedikit untuk sedikit. Berniat saya bergaya softly, karna sadar yang kuhadapi yaitu gadis baru berumur sekitaran 17 th.. Mesti penuh kasih sayang serta kelembutan, sabar menanti sampai sang mangsa mabuk. Serta nampaknya Cherline dapat mengerti sikapku, saat saya kesusahan membuka kaosnya yang terhimpit pantat, Cherline sedikit mengangkat pinggulnya. Wah, sungguh seseorang wanita yang penuh pengertian.

“Ahh.. Ahh.. ” cuma nada erangan yang nampak dari bibirnya kegelian saat mulutku mulai mencium batang lehernya. Sesaat tanganku sedikit menyentuh ujung celana dalamnya lantas berubah sedikit lagi ke tengah. Merasa telah lembab celana dalam Cherline. Tanganku temukan gundukan lunak yang erotis dengan belahan pas ditengah-tengahnya. Saya tidak kuasa menahan gejolak hati lagi, kuremas gemas gundukan itu. Cherline memejamkan matanya rapat-rapat serta menggigit sendiri bibir bawahnya.

Udara yang panas menaikkan panas badanku yang telah panas. Selekasnya kulucuti bajuku, juga celana panjangku sampai tinggal tersisa celana dalam saja. Tanpa ada sangsi lagi kupelorotkan celana dalam Cherline. Duilah.. Baru kesempatan ini saya lihat bukit kemaluan seindah punya Cherline. Mengagumkan.. walau sebenarnya belum ada sehelai bulu juga yang tumbuh. Bukitnya yang besar putih sekali. Serta saat kutekuk lutut Cherline lantas kubuka kakinya, terlihat bibir kemaluannya masih tetap bersih serta sedikit kecoklatan warnanya. Cherline tidak paham lagi bakal kondisi dianya, belaianku sukses memabukkannya. Ia cuma dapat medesah-desah kegelian sembari meremasi kaosnya yang telah terungkap setinggi perut. Demikianlah wanita. Gam-gam-sus (mudah gampang sulit) apa sus-sus-gam (sulit susah mudah).

Tak sabar lagi saya membiarkan satu keindahan terbuka percuma demikian saja. Saya selekasnya mengarahkan wajahku di sela-sela paha Cherline serta menenggelamkannya di pangkal pertemuan ke-2 kakinya. Mulutku kubuka lebar-lebar untuk dapat melahap semua bukit kemaluan Cherline. Bau semerbak tak kuhiraukan, kuanggap semuanya kemaluan wanita yah begini baunya. Lidahku menjuluri semua permukaan bibir kemaluannya. Tiap-tiap lendir kujilati lantas kutelan habis serta kujilati selalu. Kujilati sepuas-puasnya seisi selangkangan Cherline hingga bersih. Lidahku bergerak lincah serta keras di tengah-tengah bibir kemaluannya. Serta saat lidahku mengayun dari bawah ke atas sampai pas jatuh di klitorisnya, Kujepit klitorisnya dengan gemas serta lidahku menjilatinya tanpa ada kompromi. Cherline tidak mampu lagi untuk berdiam diri. Tubuhnya memberontak ke atas-bawah serta berubah-geser ke kiri-kanan. Semua ujung syarafnya sudah terkontaminasi oleh kesenangan yang sangat begitu dashyat. Satu kesenangan yang bersumber dari lidahku mengorek klitorisnya namun menebar ke seantero badannya. Cherline telah tak mengetahui lagi siapa dianya, boro-boro mikir, untuk bernafas saja tak dapat dikontrol. Saya jadi makin ganas serta melupakan softly itu siapa.

Batang kejantananku telah sangat begitu besar bergemuruh semua berisi. Untuk lihat Cherline tersenggal-senggal, selekasnya kutanggalkan modal terakhirku, celana dalam. Tanpa ada ba. bi. bu. be. bo selekasnya kuarahkan ujung kemaluanku ke pangkal selangkangan Cherline. Sepintas saya lihat Cherline mendelik cemas lihat pergantian perangaiku. Batang kemaluanku memanglah kelewatan besarnya belum lagi panjangnya yang nyaris menyentuh pusar apabila berdiri tegak. Cherline nampaknya ngeri serta mulai sadar ingatannya, kakinya agak tegang serta berupaya merapatkan ke-2 kakinya.

“Ampun Oom.. janganlah Ooomm.. ampun Oomm. jangann.. ” Tangan Cherline coba menyingkirkan kehadiran senjataku yang siap menghadap ke pangkal pahanya.
Terasa memperoleh perlawanan, sesaat saya jadi agak bingung, namun untunglah saya mempunyai pengalaman yang cukup untuk menghadapinya. Selekasnya saya mohon maaf sembari tanganku kembali membelai rambutnya yang terurai agak berantakan.

“Cherline takut Oom. Kelak bila Ibu tahu tentu Cherline dimarahin. Serta lagi Cherline tidak pernah seperti ginian. Cherline juga jadi malu.. ” Tuturnya 1/2 ingin menangis serta membenarkan kaosnya untuk menutupi badannya.

“Jangan cemas Cher. Oom tak punya maksud jahat pada kamu. Oom sayang sekali sama Cherline. Serta lagi Cherline janganlah takut sama Oom. Kebanyakan orang cepat atau lambat pastinya akan rasakan kesenangan jalinan ‘beginian’. Janganlah takut ‘beginian’ karna ‘beginian’ itu enak sekali. ”
“Iya, namun Cherline tidak tahu mesti bagaimana serta mengapa tahu-tahu Cherline jadi begini..? ” Air mata Cherline mulai mengalir dari sudut matanya. Lihat itu saya selekasnya memeluknya supaya dapat menenangkannya.
Agak lama saya berikan ceramah serta teori edan dengan cara panjang lebar, hingga pada akhirnya Cherline dapat mengerti semuanya. Serta sesekali senyumnya mulai nampak lagi.

“Coba saat ini Cherline belajar pegang ‘anunya’ Oom, bagus khan, ” saya mencapai tangannya lantas menuntunnya ke batang kejantananku. Tangannya kaku sekali namun sesudah perlahan kuelus-eluskan pada batang kejantananku, otot tangannya mulai mengendor. Lantas tangannya mulai menggenggam batang kejantananku. Pelan-pelan tangannya kutuntun maju-mundur. Kelembutan tangannya bikin batang kejantananku mulai bergerak jadi membesar, hingga pada akhirnya tangan Cherline kurang lagi menggenggamnya. Serta Cherline terlihat menikmatinya, tanpa ada kuajari lagi tangannya bergerak sendiri.

“Ahh.. enak sekali Cher.. aahh.. kamu memanglah anak yang pandai.. ahh.. ” mulutku tidak mampu menahan kesenangan yang mulai menjalari semua syarafku. Disamping itu tangan kiriku mulai meremas payudaranya yang masih tetap tertutup kaos Bali yang tidak tebal. Belum pernah saya meremas payudara sekeras punya Cherline. Tangan kananku yang satu mencapai kepalanya lantas dengan cepat kulumat bibirnya. Lidahku menjulur keluar menelusuri tiap-tiap sela rongga mulutnya. Sampai pada akhirnya lidah Cherline juga ikuti yang kulakukan. Dari matanya yang terpejam saya dapat rasakan kesenangan tengah membakar badannya.

Selekasnya saya memohon Cherline untuk melepas kaosnya supaya lebih leluasa. Serta tanpa ada beberapa sangsi Cherline selekasnya berdiri lantas menarik kaosnya ke atas sampai melampaui kepalanya. Batang kejantananku makin berdenyut-denyut melihat badan mungil Cherline tanpa ada kenakan selembar benang. Badannya yang sintal serta putih bersih membakar semangatku. Benar-benar prima. Ke-2 payudaranya menggelembung indah dengan puting yang menghadap ke atas mengingatkanku pada payudara Holly Hart (itu lho satu diantara koleksi Playboy).

“Cher, badanmu mengagumkan sekali.. Hebat! ” Pujianku bikin berwajah memerah mungkin menahan malu.
“Oomm, bisa tidak Cherline mencium ‘itu’nya Oom? ” Cherline tersipu-sipu menunjuk ke selangkanganku. Rasa-rasanya tak etis bila saya menampiknya. Lantas sembari duduk di sofa saya menelentangkan ke-2 kakiku.
“Tentu saja bisa bila Cherline menyenanginya.. ” Kubikin semanis mungkin saja senyumku. Cherline juga mengambil posisi dengan berjongkok lantas kepalanya mendekati selangkanganku. Awalnya cuma mencium serta mengecup sekitar kepala batang kejantananku. Pelan-pelan lidahnya mulai turut bertindak aktif menjilat-jilatinya. Cherline terlihat keenakan memperoleh mainan baru. Dengan rakus lidahnya menyusuri seputar batang kejantananku. Sensasi yang mengagumkan membuatku gemas meremasi ke-2 payudaranya.
“Aaduuhh.. enak sekali Cher.. Teruss.. Cher, cobalah ke samping sini, ” kataku sembari menunjuk ke buah pelirku. Cherline selekasnya memahami lantas mejulurkan lidahnya ke pelirku. Cherline menggerakkan lidahnya ke kanan-kiri atas-bawah.
“Oomm, ke kamar Cherline saja yuk agar tidak gerah.. ” Sahutnya mengajak ke kamarnya yang ber-AC.
“Terserah Cherline saja dehh.. ” balasku.

Demikian Cherline merebahkan badannya ke spring bed, saya tidak ingin menanti sangat lama untuk rasakan badan indahnya. Selekasnya kutindih serta kucumbui. Sekujur badannya tidak ada yang kusia-siakan. Terlebih di payudaranya yang aduhai. Tanganku seolah tidak pernah terlepas dari liang kewanitaannya. Tiap-tiap tanganku menggosok-gosok klitorisnya, badan Cherline menggerinjal tak tahu kenapa. Disamping itu batang kejantananku seperti bakal meledak menahan desakan yang sekian besarnya.

Pada akhirnya kutuntun batang kejantananku ke arah liang kewanitaan Anita. Liang kewanitaan Cherline yang sudah kebanjiran begitu bermanfaat sekali, bibir kemaluannya yang kencang mempermudah batang kejantananku menyelusup kedalam. Sedikit-sedikit kudorong maju. Serta tiap-tiap dorongan bikin Cherline meremas kain sprei. Bila Cherline terasa seperti kesakitan saya mundur sedikit, lantas maju lagi, mundur sedikit, maju lagi, mundur, maju, mundur, maju, “bless.. ” Tidak kusangka liang kewanitaan Cherline dapat terima batang kejantananku yang keterlaluan besarnya. Demikian amblas semua batang kejantananku, Cherline menjerit kesakitan. Saya kurang menghiraukan jeritannya. Kesenangan yang tidak ada duanya sudah merasuki badanku. Namun saya tetaplah melindungi irama permainanku maju-mundur dengan perlahan-lahan. Nikmati tiap-tiap gesekan untuk gesekan. Liang senggama Cherline sempit sekali sampai tiap-tiap berdenyut membuatku melayang. Denyutan untuk denyutan membuatku makin tidak dapat lagi menahan luapan gelora persetubuhan. Merasa sekian kali Cherline mengejankan liang kewanitaannya yang bagiku jadi memabukkan karna liang kewanitaannya jadi makin keras menjepit batang kejantananku. Erangan, rintihan, serta jeritan Cherline selalu menggema penuhi ruang. Rupanya Cherline juga nikmati tiap-tiap gerakan batang kejantananku. Rintihannya mengeras tiap-tiap batang kejantananku melaju cepat ke basic liang senggamanya. Serta mengerang lirih saat kutarik batang kejantananku. Sampai pada akhirnya saya telah tak dapat bertahan lebih lama lagi.
Saat batang kejantananku melaju dengan kecepatan tinggi, meledaklah muatan di dalamnya. batang kejantananku menghujam keras, serta kandas di basic jurang. Cherline juga melengking panjang sembari mendekap kencang badanku, lantas badannya bergetar hebat. Satu kesenangan tanpa ada cela, prima.

Keesokkan harinya saya memperoleh telepon dari Ibu Yenni. Perasaanku mendadak tegang serta kacau, cemas beliau tahu skandalku dengan anaknya. Awalnya saya tak berani menerimanya, namun dari pada Ibu Yenni kelak ngomongin semuanya perbuatanku pada rekan sekerjaku, sangat terpaksa kuterima teleponnya dengan suara gemetar.

“Halloo.. apa kabarnya Bu Yenni. ”
“Oh baik, terima kasih lho, parabola Ibu saat ini telah bagus, serta sekalian Ibu ingin nanyakan biaya servisnya berapakah.. “
“Ah. tidak usah deh, Bu.. Hanya rusak sedikit kok, cuma karna terkena angin jadi arahnya beralih. ”
“Jangan demikian, kelak Ibu tidak mau nyervis ke tempatmu lagi lho. ”
“Wah.. namun saya hanya sebentar saja kerjanya. ”
“Iya, bagaimanapun khan kamu telah keluar keringat, jadi ibu harus bayar. Kelak siang yach, kamu ke tempat tinggal ibu. Ibu tunggulah lho. ”
“Iya dech bila Ibu maunya demikian, namun terlebih dulu terima kasih, Bu. ”
Demikianlah pada akhirnya saya muncul lagi dirumah Ibu Yenni. Lagi-lagi Cherline yang menerimaku.

 http://www.hitsdomino.org/app/Default0.aspx?ref=LINDA168168&lang=id

“Wah, terlambat Oom. Ibu dari tadi nungguin Oom datang. Baru saja saja Ibu pergi arisan ke kantornya. Namun masuk saja Oom, soalnya ada titipan dari ibu. ”
Hingga didalam, nampaknya Cherline tengah belajar berbarengan dengan beberapa rekannya. Ada 3 orang cewek sepantarannya lagi asik mengulas masalah Fisika. Serta kedatanganku sedikit memecah konsentrasi mereka. Kuamati sepintas rekan Cherline kok cakep-cakep yach. Saya membalas sapaan mereka yang ramah.

“Kenalin ini Oom gue yang baru datang dari Jawa Tengah. ”

Kaget juga saya dikerjain Cherline. Satu persatu kusalami mereka, Lina, Ida, serta Indri. Senyum mereka ceria sekali. Di umur mereka memanglah belum mengetahui kepahitan hidup. Semua serba gampang, ingin ini tinggal katakan ke ibu, ingin itu tinggal katakan ke ayah. Basic anak keju. Ketiganya memanglah terang terlihat anak orang kaya. Tampilan, style, serta kulit mulus mereka yang membedakan dari orang miskin. Lina miliki lesung pipit seperti aktris Italy. Ida berwajah mengingatkanku pada seseorang aktris sinetron yang lemah lembut, namun yang ini agak genit. Indri yang berbadan terbesar serupa seseorang aktris Mandarin. Persis aktris-aktris lagi makan rujak bareng. Habis saya paling bingung bila mendeskripsikan wanita cantik, rasa-rasanya tidak cukup selembar folio.

Saya menurut saja saat tanganku di seret kedalam oleh Cherline sembari berpamitan pada rekannya ingin mengantar Oomnya ke kamar. Serta sesudah mengunci pintu kamar, kekagetanku lebih satu lagi. Badanku segera direbahkan ke kasur, lantas menindihku sembari mulutnya menciumiku.

“Oom, Cherline ingin lagi. ” rengeknya manja. Ya, ampun sungguh mati saya tidak dapat menampiknya. Saya juga selekasnya membalas ciumannya. Nafsu birahiku menanjak tajam. Cherline yang masih tetap berseragam SMP-nya terguling ke samping sampai giliranku yang diatas. Kancing pakaiannya satu untuk satu kulepas. Buah dadanya yang terbungkus BH kuremas dengan gemas. Dari leher sampai perutnya kutelusuri agak brutal. Serta Cherline yang meronta-ronta tidak kuberi ampun sedikitpun. Kakinya mengangkang lebar saat tanganku mulai merambat ke atas pahanya serta berhenti pas di dalam selangkangan. Gundukan kemaluan yang empuk bikin tanganku gemetar saat meremasnya. Serta jari tengahku mencongkel satu liang yang menganga di tengahnya. Celana dalam Cherline mulai lembab nampaknya tidak tahan hadapi serangan yang bertubi-tubi.

Akupun begitu merindukan Cherline, sampai rasa-rasanya tidak sabar lagi untuk selekasnya menancapkan batang kemaluanku. Selekasnya kupeloroti celana dalamnya sesudah roknya kusingkap ke atas. Kerinduan bakal baunya yang khas bikin kepalaku tertarik ke arah kemaluan Cherline, lantas kubenamkan di sela pahanya. Mulutku peroleh kesenangan yang tidak ada tara saat kunyah serta memainkan bibirku pada bibir kemaluannya. Cherline juga makin menggila gerakannya terlebih apabila lidahku mengorek-ngorek isi kemaluannya. Sangat nikmat rasa-rasanya. Klitorisnya yang menyembul kecil jadi tujuan apabila Cherline menghentak tubuhnya ke atas. Kelihatannya Cherline telah ‘out of control’ karna tangannya dengan kacau meremas semua yang bisa dicapai. Demikian pula perihal denganku, tak tahu berapakah cc cairan memabukkan yang sudah kureguk.

Batang kemaluanku yang telah ‘maximal’ kuarahkan ke liang senggama Cherline. Sepintas kulihat Cherline menggigit bibirnya sendiri menunggu kehadiran punyaku. Akupun tidak menginginkan menyia-nyiakan peluang yang begitu langka ini. Betul-betul kunikmati setiap bagian batangku melesak kedalam liang kemaluannya. Sedikit untuk sedikit batang kemaluanku kutekan ke bawah. Indah sekali melihat pergantian muka Cherline saat semakin dalam kemaluanku menelusuri liang kemaluannya. Pada akhirnya, “Bless.. ”

Habis telah semua batang kemaluanku tenggelam ke liang kenikmatannya. Setelah itu dengan lancar kutarik serta kubenamkan lagi. Semakin lama semakin asik saja. Memanglah mengagumkan kemaluan Cherline, demikian lembut serta mencengkeram. Menginginkan rasa-rasanya berlama-lama dalam liang kemaluannya. Makin lama makin dahsyat saya menghujamkan batangku hingga Cherline menjerit tidak kuasa menahan kesenangan yang menjajahnya. Sampai pada akhirnya Cherline berkelojotan sembari meremas ganas rambutku. Berwajah tersapu warna merah seolah seluruh pembuluh darahnya menegang kencang, sampai mulutnya meneriakkan jeritan yang panjang. Sangkanya Cherline tengah alami puncak orgasme yang merasuki seluruh ujung syarafnya.

Melihat panorama seperti ini membuatku semakin cepat mengayunkan batang kemaluanku. Serta rasa-rasanya saya tidak dapat menahan lebih lama lagi, lebih lama lagi.., lebih lama lagi. Secepat-cepatnya kucabut batang kemaluanku serta selekasnya kuarahkan ke mulut Cherline. Cherline agak gugup terima batang kemaluanku. Namun perasaannya bekerja dengan baik, mulutnya selekasnya menganga serta segera mengulum batang kemaluanku. Serta saat saya meledakkan lahar, lidahnya menjilati sekujur batang kemaluanku. Badanku rasa-rasanya segera luruh, tenagaku terkuras habis-habisan. Sekian kali batang kemaluanku mengejut serta keluarkan lahar. Oh, my God..

Keasyikanku berdua dengan Cherline bikin kami tak rasakan jam yang selalu jalan. Tak merasa nyaris 3 jam kami meninggalkan rekan-rekan Cherline diluar. Sepintas terdengar nada kasak-kusuk, seperti ada orang lagi mengintip perbuatan kami. Namun karena sangat asiknya nikmati badan Cherline, saya jadi tidak mempedulikannya. Kulirik Cherline masih tetap tergolek tanpa ada penutup apa-apa dengan badan terlentang kelelahan. Berwajah yang tampak polos begitu indah dengan gabungan badan kecil yang mulus. Kakinya masih tetap buka lebar, seperti berniat menunjukkan keindahan lekukan di selangkangannya. Gundukan kemaluannya memanglah belum berbulu hingga terang terlihat bibir kemaluannya yang merah muda.

Budak Nafsu ABG Nakal

“Cher, beberapa rekanmu nampaknya lagi pada ngintip lho. ” kataku berbisik di telinganya.
“Hehh..? ” jawabnya sembari selekasnya menutupi badannya dengan selimut.
“Teman-temanmu.. ” sekali lagi saya meyakinkannya sembari menunjuk ke pintu.
“Wwaduhh, bagaimana nich.. Oom. ”
“Tenang saja, cepat gunakan pakaian lagi serta seolah-olah tidak ada apa-apa, okey? ”
“Tapi Cherline jadi malu sama mereka dong, ” tuturnya manja serta berwajah beralih merah sekali.
“Sudah dech janganlah dipikirin, anggap saja kita tidak tahu bila mereka pada ngintip. ”
Pada akhirnya kami keluar kamar juga, serta rekan-rekan Cherline terlihat sekali pura-pura repot kerjakan bebrapa masalah. Terutama muka mereka bertiga tersapu rona merah, serta terlihat menahan senyum. Wah agak grogi juga saya untuk menegur mereka. Sekali lagi saya tertolong oleh usiaku yang jauh diatas mereka. Kata orang langkah awal memanglah susah untuk dikerjakan.
“Hallo, belum usai nich soal-soalnya? ” kata awal yang pada akhirnya meluncur juga.
“Iya Oomm.. ” seperti koor mereka menjawab serentak. Serta semakin memerlihatkan kegugupan mereka.
Bisa juga nich. Serta bebrapa inspirasi cemerlang juga selekasnya bermunculan, mungkin tak terpikirkan oleh seseorang Einstein.
“Sebaiknya istirahat dahulu agar fresh fikiran kita, jadi kelak kita bakal dengan gampang kerjakan bebrapa masalah rumit seperti gitu, ” Saranku menirukan seseorang psikiater. Sebab menurut hematku mereka juga pasti ikut terangsang mengintip perbuatan kami. Dengan kata lain mereka menyepakati perbuatan itu, bila tidak sepakat yach terang tidak mau ngintip. Jadi kesimpulannya bila mereka ingin mengintip bermakna juga ingin untuk berbuat seperti itu.
“Begini, Oom tahu bila kalian tadi ngintip Oom di kamar. Namun kalian tak perlu cemas sama Oom. Oom tidak geram kok. Jadi suka dapat berikan kalian pelajaran baru. Namun Oom juga kepingin saksikan kalian telanjang juga dong, agar adil namanya. Iya, tidak.? ”
Saat itu juga muka mereka jadi bertambah merah padam, pada malu serta takut.
“Maaf Oom, tadi kami tak berniat mengintip. ” kata Indri ketakutan sembari merapatkan pahanya.

“Baiklah bila demikian Oom tidak ingin memaksa kalian, Oom juga sayang sama kalian. Kalian semuanya cantik-cantik. Saat ini dari pada kalian ngintip, Oom tidak keberatan untuk nunjukin burung oom. Saksikan yach serta kalian semuanya mesti memegangnya. Yang tidak mau megang kelak Oom telanjangin! ” Suaraku jadi bertambah suara ancaman. Serta saya juga selekasnya buka reitsleting celana sekalian memelorotkannya tersebut celana dalam, sampai burungku yang ngaceng lihat kepolosan mereka segera nyelonong keluar. Serempak Indri, Lina, serta Ida tutup muka mereka. Saya acuh saja mendekati mereka satu persatu serta menarik tangannya untuk memegang burungku. Awalnya tangan mereka kaku sekali namun jadi mengendur saat melekat burungku.

Cherline yang sejak dari tadi cuma melihat segera protes kelakuanku.
“Sudahlah Oom janganlah demikian, tambah baik kita semuanya telanjang berbarengan saja, itu memanglah yang paling adil. Lagian kita juga telah umum mandi berbarengan kok, iya khan rekan-rekan. ”
Indri, Lina, serta Ida diam saja terlihat malu-malu memperhitungkan tawaran Cherline.
“Baiklah karna diam bermakna kalian sepakat. Mari dong Lin, umumnya kamu yang paling sukai membukakan bajuku. ” Kata Cherline sembari hampiri lantas merangkul Lina.
“Iya dech saya sepakat, namun asal yang lain juga sepakat lho. ” Lina mengumpan lampu kuning.
“Oke, Saya juga sepakat supaya konsekwen dengan perbuatan kita. ” Ida menimpalinya.
“Demi kalian saya juga sah-sah saja. ” Pada akhirnya Indri juga berikan ketentuan yang melegakan hatiku.
“Nach demikian baru kompak namanya. Yuk kita bareng-bareng ke kamar saja.. ” Sahut Cherline.
Jantungku bergerak kencang sekali, bikin langkahku limbung. Di depanku jalan 4 cewek imut-imut dengan kata lain ABG, Cherline serta ketiga rekannya, Indri, Lina, serta Ida, menuju kamar Cherline. Awalnya bingung mesti bagaimana, namun kondisi yang memaksaku berbuat spontan saja. Mereka semuanya kusuruh duduk berjejer di pinggir ranjang.
“Begini, kalian semuanya tidak butuh takut sama Oom. Oom tidak mungkin saja menyakiti kalian, kita saat ini bakal bermain dalam dunia yang baru, yang belum pernah kalian rasakan. Kalian tidak butuh malu, kalian tinggal menuruti apa sajakah yang Oom perintahkan. Sekali lagi santai saja, anggaplah kita tengah melakukan pengalaman yang mengagumkan. ”

Sangat banyak sambutan pembukaan yang keluar demikian saja dari mulutku, untuk memberikan keyakinan mereka serta supaya kelak tak kacau. Pada akhirnya mereka menganggukkan kepala satu persatu sebagai sinyal sepakat. Di muka mereka mulai nampak senyum-senyum kecil, namun terang tidak dapat sembunyikan rasa malunya. Muka mereka memerah saat saya mengatakan kalimat yang berbau gituan.
Secara singkat kusuruh mereka semuanya berdiri bertemu, berpasangan. Cherline pilih Indri sebagai pasangannya, tengah Lina dengan Ida. Walau sebenarnya batang kejantananku telah gemetaran menginginkan selekasnya melabrak mereka, namun nalarku yang melarangnya.

“Sekarang kalian cobalah sama-sama membukakan pakaian pasangan kalian hingga tinggal BH serta celana dalam saja. Agar kelak bekasnya Oom yang bukain. ”
Awalnya mereka sangsi bergerak, untunglah ada Cherline yang memiliki pengalaman serta Ida yang agresif sekalian paling cantik serta mengundang selera. Ida memanglah lebih menonjol dari semua, tubuhnya yang bagus tergambar dalam pakaian tipisnya, sampai BH-nya menerawang membuat gundukan yang prima. Cherline serta Ida terlihat tertawa kecil buka kancing pakaian rekannya yang tidak dapat menghindar lagi. Serta sudah pasti Indri membalas perbuatan Cherline, demikian juga Lina. Wah, tidak kusangka jadi meriah sekali sama seperti lomba makan krupuk. Hatiku bersorak girang lihat mereka sama-sama berebut melepas pakaian pasangannya. Disamping itu otakku selalu berputar mencari jalan keluar paling baik untuk step selanjutnya, senantiasa saja tiap-tiap langkah ada peluang berlangsung penolakan. Baiknya mesti selembut mungkin saja tindakanku.

Pasangan Cherline serta Indri terlihat kompak, sampai tidak banyak saat mereka berdua sudah telanjang, cuma BH serta celana dalam saja yang melekat di tubuhnya. Untuk Cherline tidak butuh kuceritakan lagi, lagian beberapa pembaca juga telah pernah turut nikmati keindahan badannya pada episode waktu lalu. Tengah Indri yang berbadan putih mulus masih tetap malu-malu saja, sembari menutupi selangkangannya dengan tangan kanan turut melihat Ida serta Lina yang belum usai. Disamping itu, Ida serta Lina hingga bergulingan di lantai. Nampaknya Lina menampik di buka rok bawahnya, namun Ida tetaplah ngotot menelanjanginya. Cherline serta Indri ikut tertawa melihat pergulatan seru itu. Serta karna gemas lihat Ida kewalahan atas pemberontakan Lina, Cherline serta Indri selekasnya bergerak menolong Ida dengan memegangi kaki Lina yang tengah menendang-nendang. Secepat kilat Ida memelorotkan rok bawah Lina hingga lepas.

“Heehh.. kalian curangg.. Tidak mau, Lina tidak mau sama kalian lagi.. ” Lina berteriak dengan sengit serta seperti ingin menangis.
“Tenang Lina, kita kan lagi bersenang-senang saat ini, serta lagi mengapa kamu harus seperti itu. Tidakkah kamu sendiri tadi telah turut sepakat. Dari tadi kan Oom tidak memaksa kamu. Yang utama kita akan tidak bercerita peristiwa ini pada siapa juga. Cuma kita-kita saja yang tahu. Bila kamu malu itu salah. Yakin deh sama Oom. ”
Untunglah saranku nampaknya bisa di terima, terlebih lihat Ida selekasnya buka pakaiannya sendiri yang kusut sekali. Satu persatu kancing pakaiannya di buka, serta sekali turun sekujur keindahan badannya terpampang. Tidak kusangka Ida selalu melepas BH-nya, lalu membungkuk serta melepas celana dalamnya. Saat itu juga jantungku berhenti berdetak, semua susunan syarafku mengeras, hingga dada ini seperti ingin meledak. Satu panorama yang mengagumkan terpampang demikian saja di depanku.
“Luar umum.. Hebat.. Nah dengan begini bermakna Lina tidak bisa ngambek lagi lho. Saksikan Ida sudah membayar kontan. Yuk kalian semuanya saat ini duduk lagi di ranjang sini. ” Selekasnya mereka sekali lagi menuruti perintahku. Aneh memanglah, sampai kini saya tidak pernah kenal sama bebrapa pengetahuan gaib seperti di Mak Lampir, namun sebenarnya kok dapat mereka demikian saja taat padaku.
“Nah saat ini kalian semuanya berbaring, ” Mereka taat lagi. Dengan kaki terjuntai di lantai mereka semuanya membaringkan badannya.
“Sekarang kalian diam saja, Oom bakal berikan suatu hal pengalaman baru seperti yang kalian lihat saat Oom sama Cherline. Kalian tinggal nikmati saja sembari tutup mata kalian agar lebih konsentrasi. ” Berniat saya menjatuhkan pilihan pertama pada Lina.

Perlahan kubuka celana dalamnya, kakinya agak menegang. Sedikit untuk sedikit selalu kutarik ke bawah. Segundukan daging mulai tampak. Detak jantungku kembali berdegup cepat. Serta lepaslah celana dalamnya tanpa ada perlawanan lagi. Gundukan bukit kecil yang bersih, dengan bulu-bulu tidak tebal yang mulai berkembang di sekitarnya, terlihat berkilatan di depanku. Sedikit kurentang ke-2 kakinya sampai tampak satu celah kecil dibalik bukit itu. Lantas dengan ke-2 jempol kubuka sedikit celah itu sampai tampak semuanya berisi. Saya hingga menelan air liurku sendiri untuk lihat liang kewanitaan Lina. Kudekatkan kepalaku supaya pemandangannya lebih terang. Serta memanglah indah sekali. Saya tidak dapat menahan lagi, selekasnya kudekatkan mulutku serta kulumat dengan bibir serta lidahku. Rakus sekali lidahku menjilati tiap-tiap sisi liang kewanitaan Lina, rasa-rasanya tidak menginginkan saya menyia-nyiakan peluang. Serta setiap lidahku menghimpit keras ke sisi yang menonjol di pangkal liang kewanitaannya, Lina mendesis kegelian. Gabungan lidah serta bibir kubuat serasi sekali. Sekian kali Lina mengejangkan kakinya. Saya tidak perduli bakal semerbak bau yang khas penuhi sekitar mulutku. Jadi bikin lidahku bergerak semakin hilang ingatan. Kutekankan lidahku ke lubang liang kewanitaan Lina yang sedikit terbuka. Rasa-rasanya menginginkan masuk lebih dalam lagi namun tidak dapat, mungkin saja karna kurang keras lidahku. Hal semacam ini bikin Lina sekian kali mengerang keenakan.

“Aduhh.. Oomm.. enakk sekali.. teruss Oomm.. ohh.. ” Mulut Lina mendesis-desis keenakan. Serta tiap-tiap lidahku menerjang liang kewanitaannya, Lina menghentakkan pinggulnya ke atas, seolah menginginkan menenggelamkan lidahku kedalam liang kewanitaannya. Sangat banyak cairan kental mengalir dari liang kewanitaannya, serta seperti kelaparan saya menelan habis-habisan. Sama seperti orang tengah berciuman, hanya bedanya bibirku kesempatan ini kunyah bibir liang kewanitaan Lina sampai mulutku berlepotan lendir.

Ita yang berbaring di samping Lina terlihat gelisah, sekian kali kulihat dia merapat-rapatkan pahanya sendiri. Rupanya dia turut tenggelam lihat permainanku. Di antara mereka berempat, dia memanglah yang paling cantik. Oleh karena itu mungkin saja yang membuatnya sedikit genit, lebih masak, serta lebih ‘berbulu’. Hebat nian, anak SMP liang kewanitaannya telah selebat itu. Sembari mulutku bermain di liang kewanitaan Lina, sejak dari tadi mataku selalu memerhatikan liang kewanitaan Ida. Sekian kali tanganku menginginkan meremasnya namun cemas kelakuanku dapat mengecewakan Lina. Habis bila dia ngambek dapat berantakan. Sebagai kompensasinya tanganku meremasi ke-2 payudara Lina yang kecil serta hampir rata dengan dada. Putingnya yang lembut kugosok-gosok serta kupencet.

“Lin, telah dahulu yahh, kelak lain waktu Oom lanjutin lagi, yahh. ” kataku sembari megecup bibirnya. Yang di ajak ngomong tak menjawab, hanya berwajah jadi merah seperti kepiting rebus. Sekali lagi kukecup di keningnya.

Selekasnya saya berubah ke samping serta segera menindih badan Ida. Ida yang cantik. Ida yang seksi. Walaupun tengah terlentang, payudaranya tetaplah tegak ke atas serta diperindah dengan puting yang besar. Kudekatkan bibirku ke bibirnya, segera menghindar. Mungkin tidak tahan mencium aroma liang kewanitaan Lina. Wajarlah, memanglah mulutku seperti habis makan jengkol. Selekasnya kuturunkan mulutku ke lehernya, kucumbui semesra mungkin saja. Ida kegelian. Lantas turun lagi. Sembari kuremasi, payudaranya selekasnya masuk ke mulutku. Kuhisap serta kujilati putingnya. Karuan saja Ida meronta-ronta. Tak tahu kegelian apa keenakan, saya tidak perduli. Bertukaran ke-2 payudaranya kujilati semuanya permukaannya. Nafsuku rasa-rasanya telah di ujung ubun-ubun. Batang kejantananku sudah mendongak perkasa sekali, sekian kali berdenyut minta perhatian. Bila saja sangat mungkin menginginkan rasa-rasanya selekasnya kumasukkan ke liang kewanitaan Ida. Sekali lagi nalarku termonitor, karna memanglah saya telah berjanji pada mereka. Tak ada liang kewanitaan yang kumasuki batang kejantanan. Lagian memanglah saya betul-betul menginginkan semua jalan mulus sesuai sama gagasan. Cobalah bila mendadak ada yang menangis karna menyesal memberi perawan mereka demikian saja padaku. Nggaklah.

Kaki Ida kurenggangkan sedikit. Bukit Berbunganya indah sekali. Yang namanya labia mayora sebenarnya tidak karuan memiliki bentuk namun senantiasa pancarkan keajaiban magnetis untuk tiap-tiap pria yang memandangnya (pasti yang normal atau sekurang-kurangnya seperti saya). Mungkin bila saya yang buat daftar keajaiban dunia, Labia Mayora tempati urutan paling atas. Siapa sepakat kirim e-mail, kelak kubawa berkas supportnya ke Majelis liang kewanitaan Nasional.

Secara singkat selekasnya mulutku kembali beroperasi di lokasi ajaib itu. Pelan-pelan kutarik dengan bibirku ke-2 labia mayora milik Ida dengan cara bertukaran. Lalu, lidahku mencongkel keras ke pangkal pertemuan pasangan labia itu, serta berputar-putar di benjolan daging kecilnya yang konon paling riskan sentuhan. Memanglah mengagumkan dampaknya, saat itu juga sekujur badan Ida bergoncang. Semakin keras goncangannya, semakin hilang ingatan juga lidahku berayun-ayun. Aroma yang khas nampak lagi bersamaan mengalirnya lendir encer. Harta terpendam berikut yang kucari. Lidahku selalu menyambut kedalam liang kewanitaan Ida.

Ida yang meronta-ronta menahan gejolak penjarahan liang kewanitaannya, berinisiatif mengambil bantal serta menempatkan dibawah pantatnya. Saya hingga heran perawan kecil ini kok telah miliki insting yang baik. Sembari ke-2 kakinya nongkrong di pundakku, Ida membiarkan saya dengan leluasa menjelajahi seisi liang kewanitaannya. Kesempatan ini lidahku sukses masuk semuanya kedalam liang kewanitaan, enak sekali.

Saya telah tak tahan lagi, selekasnya tangan kananku mengocok batang kejantananku sembari selekasnya beralih ke samping lagi. Kesempatan ini giliran Indri yang nampaknya berdebar-debar menanti giliran. Itu tampak dari gerakan matanya yang gelisah. Tanpa ada basa-basi lagi kuraih satu bantal serta kuletakkan dibawah pantatnya, serta kurentangkan ke-2 kakinya menjepit tubuhku yang berlutut di lantai. Liang kewanitaannya merekah persis di depan hidungku. Sembari selalu mengocok batang kejantanan, selekasnya lidahku menerobos ke lubang senggamanya. Indri pernah berontak. Duilah saya hingga kesurupan, lupa sama rekan bermain yang masih tetap yunior. Oke, sofly and gently again maunya.

Sembari menahan nafas yang sebenarnya telah ngos-ngosan (tidak pernah minum extra joss) kucumbui liang kewanitaan Indri. Liang kewanitaan yang satu ini agak gemuk serta berbulu walaupun tidak selebat punya Ida. Walaupun tidak seindah punya Ida, namun tetaplah miliki daya tarik sendiri. Belum lagi aromanya yang semerbak harumnya. Tetaplah pelan-pelan, kutelusuri setiap lekukan yang ada di liang kewanitaannya. Enak juga lho bermain slowly seperti ini. Klitorisnya yang agak besar bergoyang ikuti gerakan lidahku. Tak tahu kalimat apa sajakah yang keluar dari mulut Indri. Kurang terang memanglah. Namun kuyakini itu nada erangan serta rintihan wanita yang tengah enjoy serta penuh semangat. Membakar semangatku juga dalam meningkatkan tanganku pada batang kejantanan sendiri. Kedengarannya tragis sekali. Bak peribahasa orang kelaparan dalam lumbung padi.

Pantat Indri yang padat serta besar bikin lubang anusnya turut terbuka saat diganjal bantal. Tanpa ada rasa jijik sedikitpun kujilat-jilat anusnya. Indri semakin mengaduh keenakan terlebih saat lidahku coba menerobos masuk ke anusnya. Indri juga tunjukkan kerja sama yang baik dengan mengangkat pinggulnya. Saya juga ikut tingkatkan speed game-nya. Agak raih juga berlutut selalu, saya naik ke atas serta menindih badan Indri. Kuciumi sekujur payudaranya yang tidak kalah kencang dengan miliki Ida. Serta walaupun kalah besar, keindahannya sulit untuk dinilai. Sembari menciumi payudaranya, tanganku semakin cepat mengocok batang kejantanan sendiri. Pada akhirnya saya tidak bisa menahan lebih lama lagi, sekujur badanku mendadak menegang. Bersamaan dengan semburan keras yang berapi-api di batang kejantananku, selekasnya saya melumat habis mulut Indri yang mungil. Lidah Indri berikan sambutan hangat dengan mengais-ngais lidahku.

Selepasnya kami bercengkarama, mereka semuanya terkecuali Cherline pada akhirnya minta pamit sebelumnya setelah mereka menggunakan bajunya kembali. Sesudah mereka pergi, saya lakukan percintaan dengan Cherline kembali sampai 1 jam sebelumnya jam 6 karna Ibu Yenni bakal pulang ke tempat tinggal pada pukul 6 pas. Usai kami bercinta, saya berpura-pura kerjakan antena parabola itu sembari sekali-kali mengerlingkan mata pada Cherline meskipun ibunya tengah kerjakan pekerjaan kantor di sisinya.

 http://www.hitsdomino.org/app/Default0.aspx?ref=LINDA168168&lang=id

Agen Poker Terpercaya & Tanpa Robot ( 100% Member Vs Member )
Tersedia Games : Poker Online, Domino 99, BandarQ, Bandar Poker, Adu Q, Capsa Susun, Dan Sakong

Cukup 1 ID Sudah Dapat Memainkan 7 Games
Untuk DAFTAR silahkan klik link ini :
http://bit.ly/2m8zJjV

HOT PROMO !!!
* PROMO BONUS TURNOVER 0.5%
* PROMO BONUS REFERAL 15%
* MINIMAL DEPOSIT RP 20.000

Info Lebih Lanjut Hub:
* Website : WWW.HITSDOMINO.ORG
* Pin BB : D8DA45DE
* Yahoo : hitsdomino@yahoo.com
* baca juga artikelnya : http://www.beritalucu889.blogspot.com
* baca juga artikelnya : http://www.webpokermas.blogspot.com
* baca juga artikelnya : http://hiburandewasa88.blogspot.com
* baca juga artikelnya : http://www.ceritaterkini88.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar