Agen Poker Agen Poker

Agen Ceme Agen Domino99 Terpercaya>

HitsDomino

Rabu, 24 Mei 2017

Cerita Sex Dewasa-Menikmatin Horny Bersama Pacarku Tanpa Pakaian Dalam

 http://www.hitsdomino.org/app/Default0.aspx?ref=LINDA168168&lang=id

Hari itu santi mengundangku untuk datang ke tempat kostnya, ia bakal memasak nasi goreng sosis kesukaanku. Santi juga menyampaikan di telepon, dengan nada manjanya, kalau saya tidak cuma diundang makan malam. Saya juga disuruh untuk temani rasa sepinya dengan bermalam disana. Saya terbahak mendengar perkataan Santi yang selalu jelas itu. Keinginan Santi memanglah masuk akal. Akhir minggu itu memanglah hari-hari paling akhir mendekati libur panjang akhir th., hingga semua rekan-rekan kostnya sudah pulang ke daerah asal mereka semasing. Sesaat, ibu kost memohon Santi tinggal s/d hari Minggu malam untuk melindungi tempat tinggal, karna mereka sekeluarga bakal pergi ke Bandung untuk menghadiri acara resepsi pernikahan satu diantara saudaranya. Hingga pada akhirnya cuma ada Santi seseorang diri di pavilion kost, sesaat soerang pembantu lain tinggal dirumah induknya.

Saat saya tiba dirumah kost Santi, ia terlihat tengah mempersiapkan nasi goreng sosis di satu pantry kecil didalam pavilion itu. Ia selekasnya tawarkan minuman kepadaku serta mempersilakan saya untuk mengambilnya sendiri dari dalam kulkas kecil di pojok pantry itu. Saya pilih sekaleng coca cola kesukaanku. Sembari mengobrol kiri-kanan, Santi mohon maaf kepadaku, karna ia mesti kembali bekerja di pantry untuk mempersiapkan makanan.
Saya menyampaikan, “Nggak permasalahan, Santi “, lantas turut menyusulnya ke pantry yang terdapat dibagian belakang kamarnya.

Saya berdiri di pintu pantry dengan sekaleng coca cola dingin di tanganku, lihat Santi repot membersihkan sayuran fresh untuk pelengkap nasi gorengku kelak, di satu pinggan keramik bermotif ikan-ikan kecil warna-warni. Pantry dirumah kost Santi, meskipun ukurannya relatif kecil namun begitu bersih. Di tengah-tengah ruangnya ada satu meja, tempat Santi sekarang ini mempersiapkan masakannya itu. Badannya membelakangiku, cuma dibungkus rok span pendek dari kain tidak tebal serta tubuhnya dibalut kaos tanpa ada tangan. Sembari bicara ke sana-kemari, saya diam-diam memandangi badan itu. Terang sekali, badannya yang menggairahkan itu tak menggunakan sepotong baju dalam juga. Tak ada celana dalam, tak ada bra. Kain tidak tebal yang digunakan sebagai rok itu, tidak dapat membuat perlindungan sinar menerawang, memerlihatkan bayangan dua paha yang mulus. Kaosnya juga sangat sempit, tak dapat sembunyikan keindahan payudaranya yang padat membusung itu.

Panorama seperti itu yaitu magnet yang sangat kuat, menarikku untuk selekasnya mendekat. Diam-diam saya menempatkan kaleng minumanku, lantas jalan tanpa ada nada. Dalam waktu relatif cepat saya telah tiba di belakang Santi, dekat sekali.. hingga semua harum badannya tercium dengan terang. Lantas saya mencium tengkuknya.
“Hei..! ” Santi menjerit kaget, “Mas, janganlah nggangguin Santi dong.., nanti makanannya jadi tidak enak lho! ”.
Saya tak perduli. Saya selalu menciumi tengkuk yang dipenuhi rambut-rambut hitam halus itu. Harum sekali tengkuk itu. Santi menggeliat, coba menghindar. Namun kenyataannya ia tak sungguh-sungguh menghindar. Hanya bergerak-gerak sedikit saja. Terlebih saya saat ini menekan ke depan, mengakibatkan Santi terjepit diantara badanku serta meja pantry-nya. Tanganku mengusap-usap bukit indah di belakang Santi, sesekali meremasnya. Tanganku yang lain sudah merayap ke depan, menjamah satu payudara Santi yang bergoyang-goyang seksi setiap saat ia menggelinjang.
“Oocch, Mas.. janganlah saat ini.., ” Santi mendesah, menggerak-gerakan bahunya coba menhindari ciumanku di selama pangkal lehernya.
Namun dalam hatinya, ia berkata lain, serta mengharapkan saya tak selekasnya mengakhirinya.

Saya memanglah tak berhenti. Tanganku merayap ke bawah, membuka rok yang dipakai Santi. Memanglah benar, ia tak bercelana dalam, serta panorama indah selekasnya terpampang. Santi mempunyai sisi belakang yang menakjubkan, kenyal-padat serta menonjol mengundang selera. Dengan gemas saya meremas-remas, bikin Santi menjerit kecil sembari menahan geli. Ke-2 tangan Santi saat ini tidak dapat melanjutkan pembuatan nasi gorengnya, serta berpegangan di bibir meja, pada bertahan serta menyerah. Dengan jari tengahku, saya menelusuri celah sempit diantara dua bukit kenyal di pantat yang seksi itu. Santi menggelinjang rasakan kenikmatannya mulai terbangun dibawah sana. Terlebih lantas jari itu makin lama makin ke bawah, lantas agak ke depan, menyelusup ke gerbang kewanitaannya dari belakang. Wow! Santi merenggangkan ke-2 pahanya, tak tahan memperoleh perlakuan seperti itu.

Sesaat tanganku yang lain saat ini masuk menelusup ke kaos Santi, menyebar menuju bukit payudaranya yang membusung. Oocch.., hangat sekali telapak tanganku merayapi perutnya, naik ke sisi bawah dadanya, lantas menyelusup diantara ke-2 payudaranya, sebelumnya pada akhirnya naik ke satu diantara puncaknya.

Santi menggeliat serta mengerang pelan saat telapak tangan itu berputar-putar enteng diatas puting susunya. Oocch.., geli sekali rasa puncak-puncak payudara Santi, bikin badannya bergetar pelan. Kepala Santi berputar-putar seperti seseorang olahragawan tengah warming up, karna bibirku menjalari lehernya, mengendus-endus tengkuknya lagi, bikin Santi kegelian.

Mendadak saya membalikkan badan Santi, bikin ia menjerit kaget. Dengan seluruh kekuatanku, saya mampu memutar badan rampingnya dengan cepat. Tak itu saja, saya bahkan juga telah mengangkat Santi serta mendudukkannya diatas meja pantry yang disana-sini dipenuhi beberapa bahan mentah masakannya : nasi putih, sosis, sayuran, sambal, saus tomat, minyak serta mentega. Lantas, saya berjongkok, serta Santi tahu apa yang bakal saya kerjakan. Dengan gerak cepat, saya membuka roknya, hingga bikin kewanitaannya terpampang bebas dalam jelas lampu pantry yang seperti siang hari. Terang sekali tampak kewanitaan Santi yang terbalut bulu-bulu hitam lebat namun begitu rapi karna baru dicukur, harum karna baru dibilas sabun wangi.

Memiliki bentuk mirip buah ranum dengan belahan di dalam, mengundang selera sekali. Belahan itu lah yang selekasnya saya ciumi, akut susuri dengan lidahku, bikin Santi merintih nikmat serta melebarkan kangkangannya. Saya juga menolong dengan tanganku, mendorong ke-2 paha Santi supaya lebih jauh terbuka.

Kewanitaan Santi seperti direntang, ke-2 bibir-bibirnya yang tidak tipis itu terkuak, memperlihatkan lembah merah-muda yang halus seperti sutra serta licin seperti diminyaki. Saya menjilati sisi yang terkuak itu, menekan-desakkan lidahku yang panjang ke dinding-dinding kewanitaan Santi, menyebabkan perasaan yang tidak terperi dalam dianya.
“Occhh.., acchh.., ngg.., ” hanya itu yang dapat keluar dari mulut Santi.
Ia tidak paham bagaimana mengungkap kesenangan yang tengah dirasakannya.

Santi tidak kuasa menahan badannya rebah di meja pantry. Untunglah meja itu cukup lebar untuk menyimpan semua tubuhnya, walaupun ke-2 kakinya tetaplah bergelantungan, disangga oleh bahuku. Rasa geli serta nikmat menyebar ke semua badan Santi, meletup-letup seperti air mendidih. Terlebih saat lidahku bermain-main di daging kecil yang menonjol dalam lempitan sisi atas kewanitaannya. Saya memakai jari-jariku untuk menguak persembunyian “Si Kecil Merah” itu, menarik ke atas kulit tidak tipis yang sembunyikannya, hingga benjolan kecil yang berdenyut-denyut lemah itu saat ini bebas terbuka. Dengan ujung lidahku, saya menjilati si kecil, kirim sejuta kesenangan yang menyebar cepat ke semua badan Santi, bikin wanita itu merintih-rintih serta mengerang keras. Satu diantara tangan Santi tidak berniat menyentuh botol saus tomat, mengakibatkan berisi tumpah diatas meja. Terperanjat, Santi bangkit serta memohonku berhenti sebentar. Bukanlah saja ia menginginkan hentikan tumpahan saos tomat, namun ia juga miliki inspirasi cemerlang!

Saya hentikan ciumanku, sembari tetaplah menyenderkan kepalaku di paha Santi yang putih mulus itu.
Lantas saya mendengar Santi berkata, “Kita main-main dahulu yaa.., Mas? ”

Belum lagi saya menjawab serta tahu apa maksud ucapannya, Santi sudah menuangkan saos tomat ke kewanitaannya. Tersentak, saya mengangkat wajahku serta melihat takjub, lihat saos tomat berleleran keluar dari botol serta penuhi celah kewanitaan Santi. Acch,.. satu permainan baru!
“Mas, bersihkan saus tomat itu dengan mulutmu, please.., ” desah Santi hampir tidak terdengar.
Botol saus tomat sudah ditempatkannya kembali.

Tanpa ada banyak bicara, saya segera menjilati saos tomat itu. Santi mendesah, memandangi kewanitaannya dilahap oleh mulutku. Oocch.., mengundang selera sekali panorama itu. Sangat nikmat rasa-rasanya “dimakan” seperti itu, dibumbui saos tomat. Santi mengerang, rasakan orgasme pertamanya bakal selekasnya tiba. Ia merebahkan kembali badannya saat saya tak akan cuma menjilat, namun juga mengulum-ngulum “Si Merah Kecil” yang dipenuhi saos tomat, menyedot-nyedotnya seperti akan membuatnya licin bersih. Saat itu juga, Santi rasakan klimaks yang bergelora menyergap semua badannya, diawali dari selangkangannya serta menebar cepat ke atas, membuatnya menggelepar-gelepar seperti ikan kehabisan air. Saya selalu menyedot, mengulum, mengunyah-ngunyah. Santi berteriak-teriak kecil, tidak tahan terima kesenangan yang bertubi-tubi itu.

 http://www.hitsdomino.org/app/Default0.aspx?ref=LINDA168168&lang=id

Lantas permainan kami makin menggila. Makin spontan. Saya temukan satu sosis masak tergeletak di dekatnya. Saya mengambil sosis sebesar ibu jari itu, serta sebelumnya Santi tahu apa yang berlangsung, sosis itu sudah melesak kedalam kewanitaannya. Semula, Santi menduga itu satu diantara jariku, serta ia mengerang rasakan kesenangan diterobos daging licin. Namun dengan takjub ia lalu sadar kalau “jari” itu perlahan saya makan, saya tarik keluar sedikit-demi-sedikit. Santi bangkit lagi, memandangiku dengan lahap mengonsumsi sosis yang agak basah berlumuran cairan cintanya. Aacch.., menggairahkan sekali panorama itu. Dengan selekasnya Santi mengambil lagi satu sosis. Saat sosis pertama usai saya makan, dengan selekasnya Santi memasukkan sosis yang baru. Dengan cepat sosis ini saya makan juga. Lantas yang ketiga. Ke empat..

Santi meregang rasakan kesenangan yang unik menyerbu badannya. Orgasme datang lagi bertubi-tubi, sesaat saya terasa birahiku makin bertambah sesudah nikmati sosis yang fresh from the oven itu!

Saya bangkit, keluarkan kejantanan dari celanaku. Besar serta tegang sekali kejantananku. Santi melirik ke bawah dari posisi berbaringnya.. Oocch, melihat kejantananku saja telah cukup memberikannya semangat baru. Santi begitu suka pada milikku yang satu itu, begitu kenyal serta kuat, dapat bertahan dalam percumbuan yang panjang menggairahkan. Sembari mengerang, Santi buka ke-2 pahanya lebih lebar lagi, menempatkan tumit-tumitnya di tepi meja. Dengan posisi seperti ini, Santi seperti hewan kurban yang siap disembelih, diatas altar kesenangan yang dipenuhi beberapa bahan masakan!

Pelan-pelan saya membimbing kejantananku masuk gerbang kewanitaannya. Kenyal sekali liang yang basah oleh bermacam cairan itu, termasuk juga saos tomat serta kuah sosis. Saya awal mula menggosok-gosokan sisi kepala dari kejantanannya yang sudah jadi membesar itu. Oocch.., Santi rasakan kegelian yang amat-sangat, membuatnya bergidik-bergeletar.

Lantas, perlahan saya mendorong kejantanannya masuk. Perlahan-lahan sekali, mili untuk mili batang-otot yang panas-berdenyut itu melesak kedalam.
“Ah.. acchh.. acchh.. acchh.. ” Santi mengerang setiap saat kejantananku menerobos masuk. Tiap-tiap mili gerakanku menyebabkan percikan nikmat, hingga saat pada akhirnya semua kejantanan itu terbenam didalam kewanitaannya, Santi segera meraih orgasme ketiganya. Cepat sekali puncak birahi itu datang bertukaran. Walau sebenarnya saya belum lagi bergerak maju-mundur.

Saya lantas menaburkan sayuran yang semula tengah dicuci serta disiapkan sebagai pelengkap nasi goreng diatas dada Santi yang tengah berguncang-guncang. Warna hijau, kuning serta merah selekasnya menghiasi badan putih mulus itu. Santi kegelian rasakan daun-daun yang basah serta dingin menempel di badannya yang panas terbakar birahi. Rasa yang sangat kontras ini -panas serta dingin- menaikkan rangsang baru di diri Santi. Benar-benar unik permainan cinta kami kesempatan ini. Benar-benar spontan serta tanpa ada tedeng aling-aling. Berikut yang sampai kini diimpikan Santi bila bercinta. Mujur sekali ia memperoleh pasangan bercinta sepertiku.

Sembari mulai menggerak-gerakan pinggulku, menghujam-hujamkan kejantananku, saya juga menunduk mulai memakani sayur-sayuran. Santi sudah juga menaburkan saus tomat serta mentega cair di atasnya, hingga betul-betul jadi santapan lezat. Enak sekali rasa-rasanya mengonsumsi sayur fresh diatas badan wanita yang menggairahkan ini. Sembari nikmati juga cengkraman otot kenyal dibawah sana yang mengurut-urut kejantananku. Wow!

Saya seperti ada di langit ke tujuh. Fantasi seksualku tersulut dengan cepat, membakar tubuhku, sediakan daya berlipat-lipat untuk selalu bercumbu serta bercumbu lagi.

Santi merintih-mengerang rasakan bebrapa sisi dari badannya turut tergigit saat saya menyantap “sayuran” diatas badannya. Hal semacam ini menaikkan nikmat permainan cinta kami, serta sekali lagi, tanpa ada bisa dihindari, orgasme ke empat datang menderu penuhi badan Santi yang memanglah sangatlah peka ini. Sedikit saja gerakanku dapat menyebabkan kobaran birahi yang membahana. Sedikit saja saya memaju-mundurkan kelaki-lakianku, Santi telah menjerit-jerit kecil rasakan kesenangan yang berlipat-lipat. Ketika Santi meraih klimaks, saya menggigit seiris tomat di puting Santi, serta dengan cara tidak berniat menggigit juga puting itu. Santi menjerit karna ada rasa perih, namun jeritannya selekasnya beralih jadi erangan karna saya juga selekasnya mengerti “kecelakaan” itu, serta merubah gigitannya jadi kuluman. Rasa perih selekasnya bercampur dengan geli, cepat sekali bikin Santi menggeliat kuat serta menyerah pada gelombang-gelombang besar puncak birahinya.

Saat semuanya sayuran sudah habis, Saya tak akan mempunyai aktivitas lain terkecuali menggenjot menghujam-hujamkan kejantananku. Sesudah demikian lama menahan diri serta memberi empat orgasme pada Santi, saat ini saya membiarkan klimaksku sendiri datang menyerbu. Saya mempercepat hujaman-hujaman kejantananku, tak mempedulikan Santi yang sesungguhnya belum lagi usai dengan klimaks terakhirnya. Santi masih tetap menggelepar-gelepar rasakan akhir dari klimaks itu, namun saya sudah juga memberinya kesenangan baru. Badan Santi berguncang, menggeliat, meluncur nyaris terjatuh dari meja yang saat ini penuh keringat bercampur air sisa sayuran, saos tomat, dsb. Saya cepat-cepat menahan badan itu, mencengkram bahunya dengan kuat. Santi cepat-cepat juga berpegangan pada tepi meja.

Dengan erangan yang mirip banteng terluka, Saya pada akhirnya melepas salvo-salvo birahiku, menumpahkan sangat banyak lahar putih pekat yang muncrat begitu kuat dari ujung kejantananku. Santi tak tahu tengah ada di langit yang keberapa, tak dapat rasakan semprotan-semprotan hangat didalam kewanitaannya, karna ia sendiri tengah meregang nikmati klimaks kelimanya yang datang menyambung akhir klimaks terlebih dulu. Ke-2 kakinya erat menjepit pinggangku. Matanya terpejam. Mulutnya menganga dengan beberapa nada tertahan seperti orang tercekik. Payudaranya berguncang-guncang hebat.

Satu desahan yang panjang pada akhirnya keluar dari mulut Santi, sesudah semuanya mereda. Saya terkulai menindih badan Santi. Meja pantry berantakan. Botol saos tomat pada akhirnya terguling tanpa ada bisa dihindari. Untung botol itu kuat hingga tak jatuh berkeping. Namun berisi bermuncratan ke mana-mana, bercampur potongan-potongan sayur, tebaran nasi putih yang belum pernah di masak, lelehan mentega cair serta sebagian buah tomat yang jatuh bergelindingan. Kacau sekali!

“Oocch, Mas.. kamu mesti menolong Santi bersihkan pantry! ” demikian kata Santi sesudah kami dapat bicara lagi.
Berdua kami tertawa terbahak-bahak kembali kenang kegilaan-keedanan yang barusan kami lewati.

Makan malam kesempatan ini sangat terpaksa dipending. Sesudah bersihkan pantry, Santi serta saya kehilangan nafsu makan. Demikian sebaliknya, 1/2 jam lalu kami sudah tampak bergumul di kamar tidur. Percumbuan dilanjutkan, namun dengan tempo yang tambah lebih lambat, serta dalam rentang saat yang tambah lebih lama.

Kami tidak butuh cemas, karna di seberang tempat kost Santi ada restoran nasi goreng yang buka 24 jam.

 http://www.hitsdomino.org/app/Default0.aspx?ref=LINDA168168&lang=id

Agen Poker Terpercaya & Tanpa Robot ( 100% Member Vs Member )
Tersedia Games : Poker Online, Domino 99, BandarQ, Bandar Poker, Adu Q, Capsa Susun, Dan Sakong

Cukup 1 ID Sudah Dapat Memainkan 7 Games
Untuk DAFTAR silahkan klik link ini :
http://bit.ly/2m8zJjV

HOT PROMO !!!
* PROMO BONUS TURNOVER 0.5%
* PROMO BONUS REFERAL 15%
* MINIMAL DEPOSIT RP 20.000

Info Lebih Lanjut Hub:
* Website : WWW.HITSDOMINO.ORG
* Pin BB : D8DA45DE
* Yahoo : hitsdomino@yahoo.com
* baca juga artikelnya : http://www.beritalucu889.blogspot.com
* baca juga artikelnya : http://www.webpokermas.blogspot.com
* baca juga artikelnya : http://hiburandewasa88.blogspot.com
* baca juga artikelnya : http://www.ceritaterkini88.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar