Panggil saja namaku Alan, sekarang ini berkerja di satu perusahaan yang terdapat di daerah Jakarta Selatan. Alan berumur sekitaran 25 th., bertubuh tinggi tegap, seperti tripikal perwira. Alan berkerja di perusahaan asing dengan jabatan jadi supervisor finance yang beroperasi di sektor pembiayaan otomotive yang cukup besar di Jakarta.
Satu hari Alan memperoleh jatah kerja lembur sampai jam 01. 00 awal hari. Tetapi nyatanya Alan tidak sendiri, tetapi berdua dengan Jessy satu diantara karyawati yang sama department dengan Alan. Jessy sosok wanita karir yang begitu memprioritaskan karir dibanding kesenangan. Kaki yang tahap putih yang menolak sepasang pantat yang padat diisi. Tidak heran apabila dalam jalan Jessy dapat memabukkan pria seisi department tempatnya berkerja.
Rambut panjang dengan warna kuning bata tergerai sepunggung. Malam itu Jessy mengenahkan rok sepan krem ketat sampai menciplak bentuk CD yang ia gunakan serta baju putih tidak tebal yang berkesan menunjukkan sepasang payudara yang memiliki ukuran 36B dengan cuma tertutup oleh BH hitam berenda. Jessy termasuk wanita yang cantik dengan strukur badan 165 cm putih, bibir sensual merah merekah. Banyak lelaki memburu cintanya, tetapi tak tahu kenapa sampai sekarang ini Jessy masih tetap saja tutup hatinya dengan argumen kalau ia menginginkan menguber karirnya terlebih dulu.
Sekitaran jam 8 malam hujan makin deras turun diluar.
“Permisi Pak, saya minta izin pulang dahulu yah. Karna Istri saya sakit. ” Tutur satu diantara satpam yang kebetulan jagalah malam waktu itu.
“Oh, yah telah. Kamu pulang saja kelak saya berikan, naik motornya bebrapa perlahan saja yah pak, janganlah buru buru.. ” Kata Alan sembari mengingatkan satpam itu sebelumnya meninggalkan ruang finance di lantai 3.
Jessy yang duduk dimuka mejanya tidak mengubris perbincangan mereka, tetapi cuma terlalu fokus pada pekerjaan yang menumpuk di hadapannya. Malam makin larut, situasi ruang juga makin mencekam karna dinginnya suhu di dalam ruang itu.
Tak tahu bermula darimana, Alan seolah-olah tersengat satu panorama yang begitu menarik matanya untuk memandang panorama itu. tempat meja kerja Alan serta Jessy cuma bersebelahan serta telah pasti Alan bisa lihat sosok wanita yang duduk di meja sampingnya. Berniat atau tidak, dua kancing baju Jessy terbuka serta memampangkan payudaranya yang putih dengan hiasan Bra hitam renda. Mungkin saja karna udara yang dingin buat Jessy seolah juga akan memancing birahi Alan di lebih rok Jessy yang terangkat cukup tinggi sampai menunjukkan kulit pahanya yang putih seperti porselin tidak tergesek.
Lelaki mana yang juga akan membiarkan panorama seindah ini dilewatkan saja, bigitupun dengan Alan. Walau ia menahan untuk menampik lihat, tetapi ia hanya lelaki yang sama dengan yang lain, mempunyai keinginan, keinginan serta hasrat.
“Alan.. tolongin saya dong.. Saya ingin ke kamar kecil, hanya saya takut jam segini ke kamar kecil sendiri. Kamu ingin tidak temanin saya sebentar, ingin yah.. ” tutur Jessy dengan muka yang sedikit mengoda.
Seperti terhipnotis Alan segera menuruti tekad Jessy untuk temaninya. Jalan dibelakangnya sembari memandang bongkahan pantat sexy yang begitu mengiurkan.
Sekitaran 10 menit Alan menanti dimuka pintu kamar kecil. Pada akhirnya Jessy keluar dengan baju yang sudah di keluarkan dari pinggangnya.
“Kok lama banget sich, bila cewek kencing itu memangnya lama yah.. ngapain saja sich bila cewek itu di dalam kamar kecil sama segitu lamanya.. ” bertanya Alan memancing perbincangan.
“Ih.. kamu ingin tau saja. Mengapa tidak masuk saja barusan sekalian simak saya sekali lagi ngapain di dalam sana.. ” tutur Jessy dengan ekspresi menantangnya.
“Kamu tidak ajak saya masuk sich, saya kan juga mo kencing barusan. ” Balasnya.
“Mau kencing atau ngencingin saya, basic kamu genit. ” Tutur Jessy yang mengoda Alan.
Alan tidak demikian menghirau omongan Jessy, karna Jessy memanglah di kenal sukai bercanda serta mengoda lelaki dengan penampilannya yang menantang mata yang memandang ke dada serta pantatnya itu. Tetapi malam hari ini Jessy lebih berani serta lebih menantang dengan memerlihatkan dadanya yang membusung dengan jelas terangan.
“Alan.. ” panggil Jessy yang berdiri dimuka meja kerjanya.
“Kenapa..? ” jawab Alan pura pura tidak memerhatikan tampilan menantang dari Jessy yang memerlihatkan bongkahan dadanya berniat di bungkukkan menyentuh meja kerja.
“Dingin-dingin gini nikmatnya ngapain yah.. kamu ada saran menarik tidak. Mumpung kita berdua nih.. ”
Terasanya serak tenggorokan Alan mendengar pertanyaan Jessy, makin gugup Alan sampai salah tingkah dalam menjawab pertanyaan Jessy.
“kalau menurut kamu, nikmatnya kita ngapain..? ”
“Bagaimana bila kita sesaat tinggalkan pekerjaan yang menumpuk dimeja, serta sama-sama berbagi mengenai kehidupan pribadi kita. Bagaimana??? ” saran Jessy yang beralih tempat duduk di pojok meja kerja Alan. Tak tahu berniat atau tidak dengan duduk diatas meja Alan serta memerlihatkan sepasang paha tahap mulus putih serta samar samar tampak celana dalam hitam rendanya yang mengintip malu di dalam.
“Alan, bisa saya bertanya suatu hal yang sedikit terdengar pribadi ke kamu..? ”
“Oh silakan saja, memangnya ada hal apa sampai ingin ajukan pertanyaan mengenai hal pribadi ke saya. ” Tutur Alan yang tampak mengujur butir2 keringat di dahinya. Ini bukanlah karna kepanasan tetapi karna perilaku Jessy yang buat Alan begini.
“Kenapa kamu kelihatannya hindari saya yang mulai sejak dahulu berusaha untuk mendekatimu, apakah kamu tidak menyukaiku yang kagum pada kamu..? ” bertanya Jessy segera.
Makin gugup Alan jadinya, sesudah dengarkan pernyataan yang pasti keluar dari mulut sensual Jessy yang nyatanya sampai kini tutup dianya dari lelaki manapun, karna ia menyenanginya.
“Tidak, umum saja ah. Saya tidak hindari kamu. Saya cuma tidak sukai bila banyak mata yang senantiasa memandangimu jalan waktu kau jalan. ”
“Kamu cemburu yah. Bila lelaki sukai lihat langkah jalanku di kolidor kantor department ini..? ” Bertanya Jessy tersenyum, nyatanya Alan cemburu.
“Hahaha… siapa yang cemburu, toh kamu kan bukanlah pacar saya serta saya juga demikian sebaliknya. ” Jawab Alan yang mulai memerah mukanya karna malu tertangkap memandang kedalam sela rok Jessy yang terbuka itu.
“Kamu ingin bila saya minta untuk jadi pacar saya Alan??? ” bertanya Jessy tiba tiba sembari menahan badannya kebelakang menahan dengan ke-2 tangannya dimeja kerja Alan.
Alan cuma terdiam serta pura pura repot dengan lembaran lembaran kerja di atas pangkuannya.
“Alan. Janganlah kamu perlakukan saya begini, saya mencintaimu serta saya begini juga karna saya persembahkan padamu. Bukanlah untuk lelaki nakal yang menyukai melihatku, namun buat kamu.. ”
“Alan, saksikan ke sini.. jadi bukti dari rasa ini. Saya ikhlas bila kita butuhkan malam hari ini berdua di sini. Saya telah lama perlu belaian tangan tangan perkasamu menjelajahi tiap-tiap lekuk badanku. Tolong Alan janganlah kau jauhi saya sekali lagi. ” Tutur Jessy sembari mengapai telapak tangan Alan serta membimbingnya masuk kedalam baju serta menjamah payudaranya yang sejak dari barusan sudah buat Alan berhasrat.
Jessy membiarkan tangan Alan selalu meremas payudaranya naik turun selaras dengan desahannya. Perlahan-lahan Alan makin masuk kedalam lembah enaknya dunia. Tidak bisa disangkal olehnya kalau ia sebenarnya juga suka pada Jessy, terlebih sekarang ini cuma ia berdua di ruang yang dingin serta terjerat pada pekerjaan serta hujan yang deras diluar sana.
“Sssssshhh.. Alan. Jamah saya sepuas serta seluas tanganmu mengapai badanku… nikmati saya serta lumatlah badanku dalam genggaman perkasaanmu Alan, beri saya kenikmatan yang sampai kini kuimpikan. ”
Mendengar desahan itu, Alan makin meledak keinginan yang terkubur di dalam dianya. Diraih pinggang sintal Jessy serta ditariknya sampai saat ini Jessy duduk diatas pangkuan Alan. Seperti seseorang anak kecil yang merindukan susu ibunya, Alan makin buas melahap payudara Jessy yang makin mengembang karna keinginan yang telah meraja.
Dengan lidahnya Alan menari nari di atas puting susu Jessy yang makin membengkak keras, kadang-kadang di gigit serta dihisap, sampai desahan liar itu juga tidak dapat ditahan oleh Jessy sekali lagi. Makin keras hisapan Alan, makin liar juga desahan yang keluar dari mulut sensual Jessy.
Terasa tidak menginginkan melupakan sensasi indahnya malam hari ini dengan pria idola hatinya. Jessy menjulurkan tangannya turun menyelinap masuk dalam pinggang Alan yang masih tetap terikat oleh tali pinggang kulit.
“Oh my God… besar sekali. ” Terteguh Jessy saat merasakan besarnya rudal Alan yang masih tetap tersembunyi di dalam celana katun. Jessy cuma diam namun masih tetap nikmati hisapan mulut Alan yang tidak henti mengigit payudaranya sampai tertotol totol merah.
Tiba tiba… Alan membopong badan Jessy serta mendudukkannya kembali di atas meja kerjanya. Tanpa ada banyak berkata kata cuma dengan memandang matanya, Jessy juga tahu apa hasrat Alan setelah itu. Perlahan-lahan Jessy menarik ke-2 bagian roknya sampai kepinggang serta memperlebar ke-2 pahanya untuk selekasnya di nikmati oleh Alan.
Diusap usapnya celana dalam Jessy yang saat ini terpampang dihadapannya, sampai basah oleh cairan nikmat Jessy yang menyerap. Diangkat ke-2 kaki Jessy sampai mengelantung di atas dengan ke-2 sepatu hak tinggi hitam yang masih tetap menempel ditelapak kakinya.
Disisipkan telunjuk kanan menyelusup di antara satu diantara bagian celana dalam Jessy serta menariknya sampai buka memerlihatkan belahan indah Kemaluan yang bau yang begitu merangsang keinginan binatang Alan makin mencapai puncak.
Terbenam kepala Alan di antara belahan paha Jessy yang menantang. Perlahan-lahan ujung lidah Alan menyentuh serta menyapu selaras di sekitaran lipatan yang mengoda. Sampai tersibak suatu hal yang benar-benar nikmat di antara belahan kemaluan yang mengintip malu. dijilat jilat klintoris itu berkali kali, makin lama makin bertambah jadi membesar serta merah merekah, sinyal kalau saat ini di antara rongga kemaluan Jessy telah terbanjiri oleh cairan cintanya.
“Ooo… Alan. Enaknya, oooo benar-benar enaknya. Kerjakan sesukamu sayang, untuk aku makin hilang ingatan juga akan permainan ini. ” Tutur Jessy yang tidak terang di antara desahan serta ucapannya. Tangan tangan Jessy makin liar menjamah kepala Alan serta berupaya memendamkannya lebih dalam ke kemaluannya.
Alan tidak sungkan sungkan memasukkan jari tengahnya serta mengaduk aduk isi kemaluan Jessy keluar masuk, sampai makin cepat serta cepat jari itu mengesek tiap-tiap rongga kemaluan Jessy. Seolah dengan segera memberi satu sensasi nikmat yang tidak sempat ia peroleh sepanjang ia lakukan mastrubasi sendiri tiap-tiap pagi sebelumnya ia pergi kerja.
Satu persatu pakaian yang menempel pada badan mereka dilucuti oleh mereka sampai saat ini yang terpampang hanya dua sosok sepasang anak manusia yang tidak ditutupi sehelai benang pun… molek tetapi dengan tatapan penuh api keinginan yang menyebar disetiap urat nadinya.
Tidak menganggap oleh Jessy, seseorang lelaki yang tampak diam nyatanya di dalam dianya tersembunyi satu keliaran lelaki yang benar-benar buat ia tercengang sekalian nikmati tiap-tiap detil perlakuannya pada dianya.
Sampai saat ini Jessy harus menuruti keinginan Alan untuk lakukan semua tempat pemanasan yang belum juga sempat ia saksikan di adegan panas dvd koleksinya.
Mereka lakukan style 69 tetapi bukanlah seperti hal 69 yang dapat dikerjakan beberapa orang. Jessy mesti mengelantung dengan tempat kepala di bawah serta mengoral batang kemaluan Alan serta demikian sebaliknya Alan menjilati kemaluan Jessy yang telah benar-benar sungguh basah oleh cairan kewanitaannya.
Tetapi tak tahu kenapa Jessy tidak sedikitpun menghadirkan penolakan atas semuanya perlakuan ini, ia jadi nikmati tiap-tiap lidah rakus Alan yang mengoyak oyak tiap-tiap jengkal bibir kemaluannya yang sedikit tertumbuhi bulu hitam halus berupa V.
Lantas Alan jalan perlahan-lahan tempat menjaga tempat pemanasan ini sampai membawa Jessy menuju ke satu sofa panjang yang tidak jauh darinya. Perlahan-lahan Alan merebahkan badan Jessy yang tetaplah melumat batang kemaluannya, tidak henti hentinya Jessy mengoralnya sampai tetes untuk tetes liurnya mengalir di celah bibir sensual yang nikmati batang keperkasaan seseorang lelaki seperti Alan.
Perlahan-lahan Alan memohon Jessy untuk ambil tempat jongkok di bawanya serta dengan tangan perkasanya, Alan mengenggam rambut panjang Jessy serta menghimpit kepala Jessy serta menyuruh mengulangi oral batang kemaluannya kembali.
Untuk Jessy batang kemaluan Alan memanglah memiliki ukuran Jumbo panjangnya sekitaran 18 cm dengan diameter 8 cm. Demikian besar demikian memuaskan untuk Jessy yang waktu itu telah terbakar keinginan birahi terpendamnya.
Disodok kuat kuat batang kemaluannya dalam bibir sensual Jessy, tidak peduli Jessy terima seutuhnya atau tidak, tetapi Alan tetaplah memaksa memasukkan semua batang kemaluannya, sampai merasa sekali kepala penis Alan menyentuh ujung tenggorokan Jessy serta masuk sampai ke tenggorokannya. Tidak heran apabila Jessy nyaris seperti orang muntah muntah waktu mengoral batang kemaluan Alan yang besar ukurannya.
Selang beberapa saat di dalam mulut Jessy merasa diurat urat kemaluan Alan berdenyut denyut serta menyentak, seperti suatu hal juga akan keluar di dalam sana. Jessy berupaya mengangkat kepalanya, tetapi nyatanya berlainan dengan hasrat Alan. Ditahan batang kemaluannya supaya tetaplah di dalam mulut Jessy serta tidak lama kemudian berbarengan dengan mengerangnya Alan seperti serigala yang bersahutan di larut malam, muncrat juga bertubi tubi tembakkan cairan hangat di dalam mulut Jessy, sampai nyaris semuanya mani Alan masuk tertelan oleh Jessy. Cuma sedikit yang tersisa serta mengalir diselah bibir Jessy yang saat ini sudah bebas dari batang kemaluan Alan.
Dengan Badan yang cuma tinggal tenaga sisa. Jessy tergulai lemas diantara selangkangan Alan. Tetapi beda sekali lagi dengan yang dirasa oleh Alan. Lihat Jessy yang lemas tergulai di kakinya. Alan kembali membopong badan sintal itu serta merebahkannya di atas meja kerjanya serta sembari meremas remas batang kemaluannya, Alan buka lebar ke-2 kaki Jessy serta di angkat di atas bahunya. Perlahan-lahan kepala kemaluannya ia beri berikan ke bibir kemaluan Jessy yang nyaris jadi kering. Perlahan-lahan perlahan serta perlahan, tidak merasa bibir kemaluan Jessy kembali berkontraksi oleh rangsangan belaian kepala kemaluan Alan yang memancing.
“Uuuh…Alan.. bentar sayang. Saya lelah sekali 30 menit kasih saya saat untuk memulihkan tenagaku yah.. ” pinta Jessy yang sembari tergulai lemas.
Tetapi Alan seperti orang kesetanan, menginginkan sesegera kembali nikmati daerah yang lebih nikmat dibanding dengan mulut Jessy yang barusan mengoralnya.
Perlahan-lahan Alan menghimpit kepala kemaluannya yang besar masuk gerbang kemaluan Jessy, tetapi itu tidaklah hal yang gampang dikerjakan oleh Alan dengan ukuran batang kemaluannya yang besar, Alan mesti sabar dalam menerobos kemaluan yang sempit itu, walau Jessy sebenarnya tidak perawan sekali lagi.
Pada akhirnya Alan membungkukkan kepalanya serta mendekatkan ke kemaluan Jessy serta meludahi air liurnya ke bagian bibir kemaluan Jessy. Lalu kembali dengan batang kemaluannya Alan menyeka usap bibir kemaluan Jessy berulang lagi, naik turun naik turun.
Perlahan-lahan Alan kembali memasukkan batang kemaluannya, kadang-kadang ia melirik ke muka Jessy yang menyeringai menahan nyeri sakit pada bibir kemaluannya. Tetapi Alan tidak bisa menahan gejolak birahinya yang sudah menaklukkan akal sehatnya. Perlahan-lahan 1cm masuk menguat bibir kemaluan Jessy… 3cm… tiap-tiap urat urat kemaluan Alan mengesek rongga kemaluan Jessy… serta 6cm… selalu masuk serta masuk sampai benar benar tenggelam di dalam serta tertelan habis oleh kemaluan Jessy…
“Saakkit Alan…. ” erang Jessy yang berbarengan dengan linangan air mata yang mengalir di ke-2 pipinya. Genggaman ke-2 tangan yang mencengkram demikian kencang pada lengan Alan, seolah menahan sakit yang tidak bisa sekali lagi ia rasakan.
Berjuta sensasi yang begitu berlainan dirasa oleh Alan. Saat batang kemaluannya ada seutuhnya didalam kemaluan Jessy, merasa seperti remasan untuk remasan menyelimuti sekujur kemaluannya. Hangat, basah, nikmat bercampur jadi satu. Alan memberi saat sebentar untuk Jessy dalam sesuaikan batang kemaluannya yang saat ini menyumbat penuh dikemaluannya.
“Masih sakit say…” tutur Alan coba mengalihkan rasa sakitnya.
“Hmmm.. masih tetap. ”
“Boleh saya teruskan serta mengantikan sakit itu jadi rasa yang nikmat…”
“Hmmm… perlahan pelan yah, miliki kamu besar banget sich. ” Tutur Jessy dengan linangan air mata yang masih tetap tampak bersinar di matanya.
Perlahan-lahan Alan menarik pinggulnya keatas, lantas menekannya kembali. Berulang lagi serta berulang lagi. Tiap-tiap Alan lakukan pergerakan, muka Jessy menyeringai menahan sakit. Pada akhirnya Alan membisikkan pada Jessy kalau ia mesti menahan sedikit sakit untuk mengapai rasa nikmat yang berjuta juta datang. Jessypun perlahan-lahan menganggukkan kepalanya serta memalingkan tatapannya ke kiri bahunya serta..
“Aaaahh… Alaan. ” Erang Jessy saat Alan menarik pinggulnya serta secara cepat menancapkan kembali batang kemaluannya kedalam kemaluan Jessy, Terus-terusan memompa Jessy serta tidak memperdulikan erangan Jessy sekali lagi, sakit atau tidak.
10 menit sudah berlalu sejak rasa sakit itu menempa kemaluan Jessy. Samar samar di antara derasnya hujan yang menimpa di luar sana, terdengar erangan erangan yang lebih mirip desahan kesenangan. Desahan itu tidak beda serta tidak bukanlah datang dari bibir Jessy yang mengatup ngatup tidak henti hentinya.
“Sssshhh.. Alan. Sssshhh.. ”
“Bagaimana sayang…? Bagaimana..? ”
“Alan.. ssshhh.. nikkkmaat, enak Alan.. Lebih keras sekali lagi Alan, please.. Ooooh.. ”
Makin cepat serta bertubi tubi Alan memompa kemaluan Jessy yang benar-benar sudah terbuai nikmat itu. Tak tahu telah berapakah kali Jessy mengerang panjang yang mengisyaratkan waktu itu ia menjangkau puncak klimaksnya. Tetapi tidak untuk Alan sang Kuda jantan Mongolia. Ia tetaplah menancapkan serta memompa Jessy berkali kali.
Dalam hati Jessy, ia demikian puasnya malam hari ini berdua dengan Alan serta tersalurkan semua inginnya. Alan demikian kuat dalam mengauli wanita seperti Jessy, sekitaran 4 jam mereka nonstop bersenggaman dalam derasnya air hujan yang menimpa. Tidak peduli saat ini jarum jam sudah tunjukkan jam 1 awal hari, mereka masih tetap saja menggabungkan cinta kasih mereka meraung silih bertukar erang mengerang penuhi ruang department tempat kerja mereka.
Sampai pada akhirnya waktu saat yang ditunggupun datang, merasa disekujur susunan kulit kemaluan Alan berdenyut denyut hebat, sampai pada hentakan paling akhir sembari memeluk erat badan sintak Jessy dalam pelukan. Alan mengerang panjang serta memuncratkan cairan maninya berkali kali sampai penuhi tiap-tiap jengkal rongga kemaluan Jessy.
Saat ini mereka berdua tergulai lemas tidak berdaya dengan tempat batang kemaluan Alan yang tetap masih menancap serta sisa sisa mani yang tetap masih keluar dari batang kemaluannya.
Sayup sayup mata Alan buka kecil serta memandang muka Jessy yang tengah menatapnya sembari memeluk Alan yang masih tetap menindihi badan Jessy yang telanjang di atas meja kerja Alan yang saat ini berantakkan tidak karuan.
“Terima kasih yah.. kamu ingin memberi saya kesenangan yang belum juga sempat saya terima.. ” sapa Jessy diselah tatapan sayu Alan.
“Iya.. karna mulai sekarang ini kita yaitu sepasang kekasih di satu departement ini.. ”
“Dan saya juga akan dengan setia temani kamu kerja lembur.. I love U Alan. ” Tutur Jessy sembari akhiri kata tuturnya dengan mengecup lembut kening Alan yang merapat di dadanya.
Agen Poker Terpercaya & Tanpa Robot ( 100% Member Vs Member )
Tersedia Games : Poker Online, Domino 99, BandarQ, Bandar Poker, Adu Q, Capsa Susun, Dan Sakong
Cukup 1 ID Sudah Dapat Memainkan 7 Games
Untuk DAFTAR silahkan klik link ini :
http://bit.ly/2m8zJjV
HOT PROMO !!!
* PROMO BONUS TURNOVER 0.5%
* PROMO BONUS REFERAL 15%
* MINIMAL DEPOSIT RP 20.000
Info Lebih Lanjut Hub:
* Website : WWW.HITSDOMINO.ORG
* Pin BB : D8DA45DE
* Yahoo : hitsdomino@yahoo.com
* baca juga artikelnya : http://www.beritalucu889.blogspot.com
* baca juga artikelnya : http://www.webpokermas.blogspot.com
* baca juga artikelnya : http://hiburandewasa88.blogspot.com
* baca juga artikelnya : http://www.ceritaterkini88.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar