Cerita Sex Dewasa-Bernafsu Melihat Sekelompok Mahasiswa yang Akan Melakukan KKN

http://www.hitsdomino.org/app/Default0.aspx?ref=LINDA168168&lang=id

Hai, namaku Dony. Saya tinggal di Solo namun tidak di kotanya tetapi cuma di pedesaan pinggir kota itu. Karna tidak memiliki uang untuk kuliah jadi saya sepanjang sebagian bulan ini sesudah pengumuman kelulusan SMU cuma menganggur saja dirumah.

Narasi ini adalah peristiwa riil di satu desa T***** di pinggir kota Solo, serta ini jadi satu trauma di desa saya, hingga saya memberi beberapa nama samaran agar tidak merugikan pihak beda. Pada pertengahan bulan Maret, desaku kehadiran sekumpulan mahasiswa yang juga akan lakukan KKN.

Mungkin saja karna ini yaitu baru pertama kalinya desaku jadi tempat maksud KKN hingga masyarakat desaku begitu senang mendengar juga akan ada mahasiswa yang juga akan turut menolong mengurangi beban dalam membuat desa kami terlebih kepala dusunnya.

Kebetulan tempat tinggal yang di pinjamkan oleh kepala dusun untuk sekumpulan mahasiswa itu bersebelahan dengan tempat tinggal saya, hingga dengan automatis saya jadi bisa berteman dengan mereka. Mereka beranggotakan delapan orang, lima salah satunya cowok, tiga yang lainnya cewek. Umumnya mereka bukanlah orang Solo asli.

Mereka ada yang datang dari Bandung, Sumatera, serta Sulawesi, hanya satu orang yang datang dari Solo. Mereka ditugaskan oleh kepala dusun desa saya untuk membuat satu kamar mandi umum untuk fasilitas desa yang sampai kini belum juga terbangun.

Sehari-hari, saat mereka repot dengan pekerjaan mereka, saya senantiasa memerhatikan satu diantara anggota cewek dari ke-3 mahasiswi itu. Ia bernama Windy, usianya sekitaran 22 tahun, lebih tua 3 tahun denganku waktu itu. Tingginya sekitaran 167 cm, aslinya dari Bandung. Beberapa pembaca tahu sendiri kan bila orang Bandung biasanya berkulit putih mulus.

Saya senantiasa memerhatikan Windy karna badannya yang indah serta bahenol itu, ia menggunakan BH yang memiliki ukuran mungkin saja sekitaran 34 atau lebih, karna memanglah payudaranya begitu menonjol, terlebih waktu kerja ia cuma kenakan kaus ketat serta menggunakan celana gunung cuma di bagian atasnya saja, mungkin saja karna panas hingga sisi bawahnya tidak dipakainya waktu bekerja,

walau waktu berdiri cuma hingga lutut, namun waktu berjongkok atau duduk bersila, pahanya yang putih mulus itu begitu tampak terang serta waktu berkeringat, BH-nya tampak terang karna tercetak terserang keringat. Saya terang begitu tergoda serta bernafsu, terlebih di desaku tidak sering lihat cewek putih secantik dia.

Satu saat, waktu mereka tengah berusaha keras, tak tahu kenapa Windy minta diantarkan rekannya ke rumahnya yang berjarak sekitaran 200 m dari tempat kerjanya, saya segera mengikutinya karna cuma gadis tersebut yang saya gemari badan seksinya.

Sesampai dirumah mereka, Silvi rekan Windi yang mengantarkannya, disuruh Windi untuk selekasnya kembali pada beberapa rekannya untuk menolong pekerjaan yang tengah mereka lakukan supaya cepat usai. Mungkin saja karna kelelahan, ia segera pergi ke kamar mandi untuk beri kesegaran diri.

Karna tempat tinggal yang dihuninya bukanlah termasuk juga tempat tinggal orang kaya jadi kamar mandinya juga sederhana sekali, pintunya saja cuma terbuat dari seng yg tidak dapat tertutup rapat, sisi bawahnya terbuka sekitaran 5 cm, serta sisi kanan atau kiri pintu juga gampang diintip.

Saya telah hafal dengan bentuk kamar mandi ini karna saya seringkali mengintip diam-diam dua anak Pak Kadus yang masih tetap SMP serta SMU waktu mereka mandi. Walau mereka wajahnya manis namun masih tetap kalah putih serta seksi dibanding si Windi.

Saya masuk lewat halaman belakang karna kamar mandinya juga terdapat di halaman belakang. Mungkin saja karna telah terasa aman sesudah pintu depan ditutup serta dikunci rapat, ia mandi dengan enjoy sembari menyanyi-nyanyi lagu pop Britney Spears kesukaannya.

Waktu saya mulai mengintip, ia tengah berjongkok untuk kencing hingga saya mulai cemas bebrapa bila ia melihatku sebab ia berjongkok menghadap pintu depan kamar mandi sedang saya mengintipnya dari bawah pintu. Namun untungnya ia cuma lihat ke bawah lantai.

Waktu ia kencing tersebut saya terasa terangsang. Vaginanya tampak terang karna terbuka lebar dengan bulu-bulunya yang keriting serta lebat, serta yang paling kusukai dari dia pastinya yaitu karna ia masih tetap perawan. Saya jadi menginginkan rasakan bagaimana rasa-rasanya vagina cewek yang masih tetap perawan karna sampai kini saya cuma berpacaran serta terkait intim dengan wanita yang telah tidak perawan serta tidak secantik dia.

Sesudah ia usai mandi, saya menginginkan selekasnya keluar dari tempat tinggal itu, namun karna hari itu hujan, saya terpeleset waktu memanjat tembok serta menyenggol pot tanaman sampai ia segera keluar dari kamar mandi dengan cuma tutup handuk untuk lihat nada apakah itu serta segera memergokiku.

“Loh Mas, kok di sini, sekali lagi ngapain kamu Mas? ”.
“Eh.. Emm.. Saya ee.. Sekali lagi manjat tembok namun kepeleset”, ujarku beralasan.

Karna telah tidak tahan lihat badannya yang putih mulus serta wangi itu saya mendekatinya serta tanpa ada basa-basi segera kusekap mulutnya. Dengan gampang saya bisa meringkusnya dengan mengikat tangannya karna ditempat itu ada banyak tali-tali tambang, serta kuseret dia kedalam kamar tidur tak tahu punya siapa. Di situ saya buka ikatannya serta segera kurebut handuknya hingga ia telanjang bulat.

“Jangan Mas, janganlah, kita kan tetangga”, ia cuma bisa menangis serta memohon-mohon waktu saya melepas semuanya bajuku.

“Emang gue fikirin, saya dah tidak tahan ngeliat badan seksi lu!! ”, bentakku.

Pistolku yang memiliki ukuran 18 cm ini segera tegak menodong ke arahnya. Saya segera menubruk dia. Karna ia lakukan perlawanan sangat terpaksa saya menampar serta sedikit mencekiknya, karna cuma lewat cara berikut ia pada akhirnya bisa lemas serta menyerah tanpa ada buat lecet kulit putih mulusnya. Saya mulai menciumi bibir minimnya serta menjilati berwajah sembari meremas-remas payudara serta memelintir putingnya, lantas saya melumat payudara serta menggigiti putingnya.

“Aah.. Aah sakit Mas! ”, rintihnya lantas saya mulai meletakan penisku diatas vaginanya.
“Jangan digituin Mas, ampun Mas”, ia memohon sembari keluarkan air matanya.
“Santai saja Mbak, enak kok”

“Jangan Mas, janganlah.. Aacchh.. Aacch.. Uucch sakit.. Ooch!! ”, ia menjerit kesakitan waktu saya berupaya keras memasukkan penisku kedalam vaginanya yang masih tetap tertutup rapat.

Lantas kubalik tempat badannya hingga ia berlutut serta kutampar-tampar pantatnya sampai memerah, sembari kujilat-jilat pantat mulusnya.

“Wow, pantat Mbak indah juga ya, bulet namun juga sekal banget”

Waktu nyaris kumasukkan penisku ke duburnya mendadak pintu terbuka serta ada orang masuk. Windi tahu kalau itu tentu rekannya hingga ia segera berterika memohon tolong. Orang itu mendengar teriakan Windi lantas segera menuju kamar ini sampai ia terperanjat bukanlah main demikian halnya denganku.

“Hey, tengah apa kau? ”
“Eh.. Mm anu saya.. ” saya bingung menjawabnya.

Windi pernah lega lihat salah seseorang rekannya datang. Rekan pria Windi itu pernah menginginkan geram saat Windi juga akan kusodomi. Namun saat ia lihat kemolekan badan Windi, ia jadi terdiam sebentar. Mungkin saja ia juga terangsang, karna waktu saya lihat bibirnya ia mengatakan kata “Wow” dengan lirih dengan tidak berniat. Tanpa ada diduga ia lantas jadi berikan satu penawaran kepadaku.

“Kalo lu ngasih saya sisi dari badan sexy ini, saya tidak bakalan ngomong ama tetangga samping, OK? ”

“Oh bisa saja, kita nikmati bareng-bareng saja. ” sudah pasti saya sepakat daripada dikeroyok masa.

Dia segera buka pakaiannya yang telah basah terserang hujan.

“Loh, Rob kamu ini bagaimana sich, saya ini rekanmu” Windi terasa kecewa saat ia lihat rekannya itu tengah keluarkan batang kejantanannya dari CD-nya.

“Iya saya juga tau lu ini rekanku, namun kan hanya rekan KKN saja serta sampai kini saya senantiasa terangsang ngeliat badan lu waktu ngintip lu mandi, he.. he.. he”, katanya.

Saya segera meneruskan aktivitasku barusan. Waktu Windi masih tetap berdebat dengan rekannya, segera saja kumasukkan penis 18, 5 cm-ku ini ke lubang duburnya.

“Robi, kamu ini kurang aj.. Aacchh.. Aach.. Oocch!! ” ia menjerit kesakitan.
“Ooch.. Aacch.. Yes wauw agar seret namun enak tenan Win duburmu!! ”, ujarku.

Rekannya juga tidak tinggal diam, ia segera menyodorkan batang kemaluannya ke muka Windi.

“Nah Win entot nih kontolku, ha.. ha.. ha!! ”, ia memaksa buka mulut Windi dengan menjambaknya.

“Please Rob, please.. mmph.. mmphh! ”.

Windi rasakan siksaan hingga nyaris muntah, karna memanglah ia belum juga sempat mengulum penis seorang. Kugenjot-genjot penisku, karna saya suka bila lihat payudaranya bergoyang-goyang.

“Aach.. Oocchh.. Yes!! ”.

Pada akhirnya kusemprotkan cairan spermaku ke lubang duburnya. Si Robi juga turut menyemburkan cairan kentalnya ke mulut Windi serta memaksanya untuk menelan semua serta menjilati sisa-sisa sperma yang masih tetap melekat di penisnya.

Lantas kami beristirahat sebentar sembari merokok serta melihat film porno di ruangan tengah. Lantas rekannya yang nyatanya bernama Robi itu singgah ke warung samping untuk beli vitamin penambah tenaga serta obat kuat. Sesudah 30 menit, hari masih tetap hujan lebat hingga beberapa rekannya yang beda peluang masih tetap juga akan lama pulangnya.

Kami juga melanjutkan memperkosa Windi. Ia menduga penderitaanya telah selesai karna waktu saya menghampirinya, ia telah menggunakan CD-nya kembali. Ia juga terperanjat waktu saya menghampirinya hingga ia lakukan sedikit pemberontakan namun gagal lantas segera kutampar sampai jatuh serta Robi melepas kembali CD-nya.

“Tolong sudahi saja Rob, saya telah cape”, mohonnya.
“Hey saya kan belum juga nyoba vagina lu tau! ”

Robi berbaring kemampuanng di kasur serta mengangkat badan Windi dengan tempat tengkurap menghadap dianya, serta segera menghujamkan penisnya ke vaginanya.

“Aacchh.. Uucchh.. Sst tolong, telah saja Rob, sakit..! ”, rintihnya.

Tanpa ada kutunggu-tunggu, saya segera turut menunggangi badan Windi serta memasukan penisku ke vaginanya hingga penisku dengan penis Robi bergesekan dalam satu vagina sampai susunan klitoris Windi jadi lecet.

“Aacchh.. Aacch.. Uucch.. Sstt aduuh sakit banget, toloong!! ”

Sesudah sekitaran 25 menit, Robi menyemprotkan spermanya dahulu lantas mencabutnya, serta badan Windi kubalikkan kemampuanng. Lima menit lalu ganti saya yang menyemprotkan cairan hangat serta kentalku. Saya juga lemas serta menindih badan seksinya namun tidak segera mencabut penisku dari vaginanya. Windi juga sangatlah lemas tidak berdaya.

Karna hujan telah mulai agak reda, Robi segera keluarkan HP-nya serta memfoto bebrapa sisi vital badan telanjang Windi untuk meneror Windi supaya tidak buka mulut pada siapa saja. Lantas kami menggunakankan pakaiannya. Waktu lalu 2 orang sekali lagi rekannya datang, kami tampak tengah melihat TV dengan nya.

Walau muka Windi tampak sedih, mereka tidak ketahui serta tidak memedulikannya karna memanglah hubungan mereka belum juga demikian akrab sebab mereka semuanya berlainan jurusan terlebih baru sama-sama kenal sekian hari. Namun sekian hari lalu, Windi pada akhirnya mengakui pada keluarganya kalau ia sudah diperkosa oleh saya serta rekannya waktu KKN, hingga kami juga di tangkap oleh polisi serta dipenjara.

Sesudah peristiwa itu, warga desa saya jadi trauma karna takut peristiwa itu juga akan terulang sekali lagi serta itu sudah jadi memperburuk nama desaku. Mulai sejak waktu itu bila ada KKN sekali lagi, masyarakat desa saya memohon beberapa anggota KKN terutama cewek mesti kenakan pakaian sopan serta tidak merangsang, karna pemuda di desaku memanglah tidak sering keluar desa.

hingga agak gampang terangsang bila lihat cewek cantik dengan baju yang sedikit menggoda.