Cerita Sex Dewasa-Dita Teman Adik Perempuan Ku yang Begitu Adu Hoy Banget

http://www.hitsdomino.org/app/Default0.aspx?ref=LINDA168168&lang=id

Saya berjumpa dengan Dita saat saya mengantar serta menghadiri wisuda adikku, Febri di satu perguruan tinggi di kota Bandung. Saat itu saya bertindak jadi sopir keluarga yang perlu antar jemput keluarga yang datang dari kalimantan. Febri ini yaitu cewek paling akhir dikeluargaku sebagai sarjana. Dalam usia 22 th., dengan otaknya yang encer Febri adikku jadi sarjana paling cepat di keluargaku.

Singkat narasi, selesai mengantar Febri adikku serta orangtua dari banjarmasin ke tempat wisuda, mendadak datang perintah dari Febri adikku.

“Bang, pliisss, darurat nih, tolong jemput temanku Dita di salon KLM, telah jam segini ortu nya belum juga datang. Kelak tidak kebagian tempat duduk lagi…” tuturnya memelas.
“Siap, tuan putri, yang deket BCA itu kan? Ahh, bagaimana saya dapat tau orangnya? ”
“Orangnya yang paling cantik di salon pakai kebaya warna krem, itu telah tentu Dita! Janganlah cobalah ngerayu, kelak saya kasih tau kakak dirumah loh.. ”
“Siap bawel.. ” walau jalanan macet, hanya 10 menit lalu saya sudah tiba salon KLM tempat Dita menanti.

Wahh, itu dia, fikirku lihat gadis kenakan kebaya krem tengah memainkan ponsel. Sialan si Febri, nomor ponsel nya tidak di kasih ke saya. Demikian dekat saya segera menyapanya.
“Dita ya? ”
“Hmmm.. Bang Pras ya, sorry nih telah merepotkan, Papaku masih tetap jauh di jalan bang.. ”
“Owh, tidak apa-apa Ta, enjoy saja, lagian kan tidak jauh.. ”

Saya membukakan pintu Feroza bututku serta dengan sedikit kesusahan dia naik. Tubuh Dita di balut kebaya, benar-benar seksi. Kututup pintu serta bebrapa perlahan saya lakukan mobil. Saya dapat memprediksi Dita tinggi tubuhnya 167cm, berat tubuhnya sekitaran 51kg. Dengan jenis kebaya yang dadanya agak tinggi, toketnya tentu sekitar 36b. Umurnya pastinya masih tetap seumuran dengan adikku Febri, 22-23 th.. Banding denganku yang telah 30 th.. Loh buat apa sekali lagi dibanding, tujuannya ini cewek typeku banget.

“Bang, kakak tidak turut? ”
“Kakak siapa, Ta? ” tanyaku bertandingk bloon.
“Istri abang…” buseett dah, kapan si Dita kenalan sama istri gua ya, fikirku.
“Owhh, dirumah Ta, eh di sekolah antar anak.. ” alamak, kok jadi gugup gini ya gua.
“Dita seringkali kerumah sama Febri, Abang senantiasa diluar kota.. ”
“Hehe.. Biasalah Ta, mencari sesuap nasi sama sekarung emas…”
“Hihihi.. Abang dapat aja”
“Emm.. Kamu telah ada yang dampingi buat wisuda nanti…? ” tanyaku
“Belum nih bang.. Cariin dong bang.. ”
“Ahh, masak gadis secantik kamu belumlah ada pedamping.. ”

Saya mulai menempatkan jerat. Benar saja, muka Dita segera memerah. Saya tau kalau Dita ini yaitu type gadis yang ramah, sedikit cerdas namun sialnya Dita termasuk juga group penggoda, hehehehehe…

“Terus, kelak ingin segera kerja atau ingin masih tetap lanjutin sekolah Ta? ” tanyaku basa basi agar tidaklah terlalu ketahuan tengah menyebar jerat.
“Papa katakan sich suruh lanjut ke Amrik, namun bila saya pengennya maen dahulu bang.. ”
“Loh diminta sekolah kok jadi maen.. Belum juga senang main sama kawan-kawan..? ”
“Iya nih bang, cowok saya belum juga tamat hahahahahaha…”
“Loh barusan bilangnya belum juga miliki pedamping…? ”

Karena sangat asyiknya bercakap, kami tau-tau telah hingga di gerbang masuk. Febri malambai-lambai serta lalu mendekat.

“Hai Ta, bercakap apa saja barusan sama abangku? Hati hati loh, saya kurang yakin tuch sama abangku.. ” ahh, sialan nih si Febri jelek-jelakan saya lagi
“Ahh tidak kok Feb.. Lagian bila saya dirayu juga bermakna saya memang cantik, hehehehe…”

Saya tinggalkan mereka menuju tempat parkir. Hmm.. Dita, saya sukai banget simak berwajah, bodinya alamak. Kulitnya yang putih mulus nampaknya dirawat dengan baik. Semasa kuliah dahulu saya sukai menyebutkan bila gadis-gadis seperti Dita ini Bandung banget atau jawa banget sesuai sama aslinya. Saya sich, Kalimantan banget, hehe. Menurut istriku saya tidak ganteng-ganteng banget, yang ganteng mah si otong, hehe.. Memanglah istriku saat ini bukanlah yang pertama namun yang paling akhir juga bukanlah.

Usai acara wisuda saya masih tetap mesti antar adik ku Febri, ortu, istri serta ke-2 anakku ke restoran sunda untuk rayakan hari bahagia si Febri. Saat tiba di parkiran, Febri memberi ponsel nya dengan berbisik. Mungkin takut dipandang sama istriku.

“Bang, sini nih, Dita ingin ngomong sama abang.. Awas loh janganlah bujuk dia ya.. ” ujarnya
“Hallo.. Febri ya.. Selamat ya Feb, hingga barusan lupa ngucapin selamat, hehehe…”
“Terima kasih ya bang, terima kasih banget loh jemputnya.. Hmm kelak kapan-kapan, abang Dita undang datang ya…”

Kubayangkan Dita dengan senyum manisnya. Dia ingin ngundang saya serta keluarga atau saya sendiri ya, fikirku. Ahh, saya percaya Dita ngundang saya sendiri nih! Tidak apa-apa lah ge-er dikit.

“Oke deh, sayang…” Upsss, baru kenal saya dah katakan apa barusan?! “Sayang nih… Kelak ditimpuk sama istri abang loh…”
“Hehehehehe… Nice to meet you Ta, salam sama keluarga ya.. ” kataku, yang ini agak keras supaya Febri tidak berprasangka buruk. Tengah istriku repot bermain dengan ke-2 anakku, jadi tidak butuh cemas.

Ahh, sial sekali lagi.. Saya tidak pernah tulis nomor ponsel nya. Namun toh kelak malam dapat simak di ponsel Febri kok, fikirku mulai keluar isengnya.

3 minggu sesudah acara wisuda itu mendadak saya terima sms.

“Bang, sekali lagi di mana nih.. Repot tidak?? Dita” Hah? tidak salah nih, fikirku.

Dengan pura-pura menahan diri, Sebagian menit lalu baru saya jawab dengan menelpon segera. Malu dong sms balik.

“Hai Ta, apa kabarnya? Saya sekali lagi di jakarta nih.. Sekali lagi makan bareng teman di plaza senayan.. ” kataku.
“Nahh, itu dia.. Dita juga sekali lagi di jakarta nih bang, sekali lagi boring.. ”
“Loh saya fikir jadi ke amrik” kataku sekenanya.
“Males bang, Dita sekali lagi dirumah sodara nih.. Abang gagasan pulang bandung kapan? ”
“Lusa… Kamu? ”
“Sama, bisa dong kita pulang bareng.. Dita naik kereta bang” busett dah, benerkan kataku, Dita type penggoda.
“Emm.. Bagaimana yaa…” kataku sok sangsi, walau sebenarnya ingin banget. “Kita saksikan kelak ya, Ta. Kelak sore abang telepon kamu. Eh, Febri tau tidak bila kamu berada di Jakarta? ”
“Nggak tau bang, ingin Dita kasih tau sama Febri serta istri abang? ”
“Hahahaha.. Bukanlah gitu maksudku, oke deh kelak jam 5 sore abang telepon kepastiannya ya.. ” kataku.

Memanglah bila rezeki tidak akan lari kemana saja. Cepat-cepat kubereskan tugasku di jakarta. Sesungguhnya sore hari ini juga usai namun rekan-rekan di jakarta seperti umum ngajak main bilyard serta karaoke. Jadi sorry friend, kesempatan ini saya ada masalah perlu, harus cabut. Jam lima sore saya telepon Dita. Saya bertanya tengah apa, bila boring mengapa tidak berjalan-jalan dengan sodara atau beberapa rekannya.

“Abang kelak malam ada acara tidak? Ajakin Dita nonton dong? ” tuturnya.
“Oke Ta.. Saya takut macet, bagaimana bila kita ketemuan di 21 saja? ”

Singka narasi, Dita saya jumpai di 21. Dita telah beli ticket untuk berdua. Saya tidak ingat judulnya yang pasti demikian masuk gedung bioskop, saya gandeng tangan Dita seperti yang dikehendakinya. Dita mulai tanda dengan menyebutkan tengah boring, menginginkan jalan dsb.

Kubelai rambutnya serta seperti telah kuduga, dia merebahkan bahunya selama film diputar. Tidak ada penolakan saat jari-jari nakalku mulai mnyusup ke balik pakaiannya serta bh nya. Semuanya jalan lancar. Dita melenguh saat kupilin puting susunya serta kuelus lembut perutnya. Saat jari-jari nakalku menyelinap ke sela-sela pahanya, Dita berbisik….

“Jangan disini bang.. ”

Itu telah sesuai sama keinginanku serta keinginannya. Saya juga telah horny sekali saat keluar dari bioskop. Didalam mobil, seperti harimau kelaparan kami berciuman dengan penuh gairah. Saya sukai lenguhanya, kepasrahannya saat kuhisap puting susunya serta jari-jariku menyelinap ke celah-celah kemaluanya yang telah terbasahi oleh cairan kenikmatannya. Tubuh Dita bergetar. Saya menginginkan membuatnya jadi wanita yang sebenarnya saat bercinta.

“Dita, abang ingin jilatin kemaluanmu sayang.. ”
“Emmhh.. Selalu bang, Dita telah tidak tahannn…”

Rambut kemaluannya yang halus kusibak, klitorisnya yang telah tegang benar-benar nikmat di hisap. Aromanya benar-benar harum serta memiliki bentuk terlihat tertangani. Tubuh Dita hingga bergetar hebat menahan nikmat. Tangan Dita kuarahkan meremas penisku. Namun nyatanya Dita lebih sukai blowjob.

Pada yang sama saya tidak menyia-nyiakan peluang meremas toketnya yang padat serta montok. Apa bisa buat, di mobil yang sempit ini mesti berlangsung pertempuran yang menggairahkan. Saya yakinkan tidak ada manusia yang lihat pertempuran nikmat ini. Jangan pernah kepergok satpam karna dapat malu.

Hisapannya benar-benar membuatku terbang melayang-layang jauh. Tanganku tidak henti meremas toketnya yang padat montok dengan puting kecoklatan yang telah mengeras. Ketika beda ku pilin serta kuhisap puting susunya sampai membuatnya makin basah. Karna di jog depan sangat sempit, saya mengajaknya geser ke jog belakang. Dita dengan tidak sabar melepas CD hitamnya. Saya benar-benar terangsang lihat wanita dengan CD hitam, kelihatannya Dita tau selera seks ku, hehe…

Kelihatannya Dita yaitu type cewek blowjob mania karna ia selalu saja mengoral penisku. Kupikir hobynya ini searah dengan hobyku mengoral kemaluan cewek. Kuberi isyarat supaya ia ambil tempat 69 dengan saya dibawah. Dita mengangguk lemah. Saya sukai lihat matanya yang sayu.

Buset, kemaluan si Dita bener-bener ok, masih tetap terlihat garis vertikalnya dengan klitoris yang imut serta mengeras. Selekasnya kuremas pantatnya serta kujilat perlahan-lahan paha dalamnya sebelumnya masuk ruang kemaluannya. Dita mendesah sampai saya semakin merangsang dengan nada yang manja.

“Aaagghhh… Plisss Prass.. Kamu apain meqiku sayang, nikmat bangett! ”
“Hmmmm…” hanya nada itu yang keluar dari mulutku sembari mengisap cairan kenikmatanya yang mulai banjir.

Sesaat jari-jari Dita yang lembut menggengam penisku.

“Sayang.. Dita tidak tahan.. Dita ingin keluar sayanggg… Terusss sayangg… Isep klitorisku.. Ohhhh! ”

Saya memanglah senantiasa menginginkan memuaskan beberapa wanita yang bercinta denganku. Menurutku ini yaitu satu rahasia beberapa wanita senantiasa ketagihan bercinta denganku. Perlakukanlah wanita dengan gentle, janganlah egois. Mereka yaitu mahkluk yang perlu perhatian serta belaian. Janganlah berlaku bodoh meninggalkan mereka meraung-raung karna tidak terpuaskan. Dita tertunduk lemah tetapi tangannya masih tetap menggenggam penisku yang masih tetap tegang mengeras serta berdenyut.

Terima kasih ya bang, abang benar-benar lelaki yang baik! Saat ini Dita ingin memuaskan abang.. ” nah kan, benar kan kataku, bila senang wanita sesungguhnya tidak egois.

Iya Dita cantik, kamu istirahat dahulu.. Tidak usah cepat-cepat, kita masih tetap miliki saat hingga besok kan? ”
“Ihh, abang nakal.. ” tuturnya sembari mremas penisku.
“Sekarang Dita ingin sekali lagi bang.. Ingin di tusuk sama penis abang…”
“Tapi kamu kan masih tetap perawan sayangg..? ”
“Abang kok tau sich? ”
“Kan abang telah check barusan, hihihi…”
“Ihh.. Nakal deh.. Dita jadi malu.. ” tuturnya manja.
“Dita, abang sayang kamu, namun untuk memerawani kamu abang benar-benar tidak tega…”
“Tapi kan Dita yang mau… Plisss bang… Dita rela”
“Dita, bila dengan oral saja kamu dapat orgasme, ngapain mesti hingga berdarah? "

Yang betul-betul tidak kuduga, Dita menangis. Wahh, kacau nih.. Namun saya tidak menginginkan bicara sekali lagi.
Perlahan-lahan kucium bibirnya, kuusap air matanya serta benar beberapa pembaca, gairahnya mulai bangkit sekali lagi. Dengan lembut dikulumnya penisku. Hmm.. Benar-benar nikmat. Serta saya kembali mengajaknya ke tempat VW (tempat wuueennaakkk), faviritku mengerjai wanita dari belakang dengan kata lain tempat 69. Saya berkonsentrasi supaya kesempatan ini pejuhku bisa nyembur di mulutnya.

Type cewek mania blowjob yaitu penyelesaian akhir mesti di mulutnya. Kuhisap klitorisnya dengan lembut namun kuat serta itu cukup membuatnya semakin memperkuat hisapanya pada penisku. Kemaluan Dita memanglah beraroma perawan, lendirnya benar-benar kental serta saya suka menelannya. Penisku berdenyut-denyut seolah ingin nyembur, namun kutahan. Saya menginginkan kesempatan ini saya serta Dita mencapai orgasme berbarengan.

“Aaghhh.. Prasss… Fuck me plisss, ingin keluar sayangg.. Ooogghhhh.. ” erangnya.

Itu yaitu tandanya kalau sebentar sekali lagi dia akan mencapai orgasme. Jadi sesungguhnya orgasme dapat di ukur dengan kata lain terarah. Kuperkencang hisapanku pada klitoris Dita yang memerah sembari tanganku berupaya merai toket serta puting susunya. Kuremas kuat untuk berikan extra kesenangan kepadanya.

“Ooouugghhh… Prass… Dita keluar… oghhh.. ogghhh…” erangnya panjang.

Serta seperti yang telah kuperhitungkan pada akhirnya saya juga menyemburkan spermaku serta nyembur di berwajah. Bisa kurasakan mulut Dita mengisap penisku secara cepat. Saya hingga sampai kehabisan kalimat untuk mengungkap bagaimana perasaan nikmatku! Kupeluk serta kubelai mesra rambutnya, sembari say thanks! Saya tau kalau Dita akan ketagihan. Saya sesungguhnya menginginkan bercerita kelanjutan perjalanan yang menggairahkanku ke bandung dengan Dita. Semua sensasi yang saya serta Dita peroleh.

Nyatanya Dita juga suka pada ngesex sembari berdiri. Di sebagian tempat kami sangat terpaksa berhenti mencari tempat rimbun pohon-pohon. Dita selekasnya bertumpu di pohon serta dengan nafas yamng memburu melepas celananya. Tempat yang benar-benar menggairahkan. Dengan berjongkok saya hisap kemlauanya yang cepat basah itu. Kadan Dita menungging serta kuhisap klitorisnya dari belakang.

Saya juga mencapai orgasme dengan menggesek-gesek kemaluanya dengan penisku. Yakin atau tidak kalau Dita tetap masih perawan hingga pada akhirnya di pergi ke Amrik untuk meneruskan sekolah.
Saat ini saya masih tetap merindukannya. Ia masih tetap seringkali kirim sms dengan untaian kalimat, Jilat, hisap serta kulum sayang. Entahlah, apakah masih tetap ada wanita yang seperti dia diantara pembaca, i do hope