Agen Poker Agen Poker

Agen Ceme Agen Domino99 Terpercaya>

HitsDomino

Senin, 05 Juni 2017

Cerita Sex Dewasa-Begitu Menggairahkan Payudara Tante Janda yang Luar Biasa Montoknya

  http://www.hitsdomino.org/app/Default0.aspx?ref=LINDA168168&lang=id

Cerita ini berlangsung lebih kurang satu tahun waktu lalu. Tepatnya awal bln. mei 2003. Panggil saja namaku Roni. Usiaku sekarang ini 27 th.. Dikampungku ada seseorang janda berumur 46 th., namanya panggil saja Tente Ken. Walau usianya telah kepala empat serta telah miliki 3 orang anak yang telah besar-besar, tetapi badannya tetap masih terlihat bagus serta tertangani. Tante Ken memiliki muka yang cantik dengan rambut sebahu.

Kulitnya putih bersih. Diluar itu yang membuatku sampai kini kagum yaitu payudara tante Ken yang mengagumkan montok. Perkiraanku payudaranya memiliki ukuran 36C. Ditambah lagi pinggul aduhai yang dipunyai oleh janda cantik itu.
Bodi tante Ken yang indah tersebut yang membuatku tidak bisa menahan birahiku serta senantiasa berangan-angan dapat nikmati badannya yang padat diisi. Tiap-tiap lakukan masturbasi, muka serta badan tetanggaku itu senantiasa jadi inspirasiku.

Pagi itu jam telah memberikan angka tujuh. Saya telah bersiap untuk pergi ke universitas. Motor aku
lakukan pelan keluar dari gerbang tempat tinggal. Dari kejauhan saya lihat sosok seseorang wanita yang jalan sendirian. Mataku dengan cara reflek selalu ikuti wanita itu. Maklum saja, saya kagum lihat badan wanita itu yang menurutku aduhai, walau dari belakang. Pinggul serta pantatnya sungguh bikin jantungku berdesir. Waktu itu saya cuma menduga-duga bila wanita itu yaitu tante Ken. Berbarengan dengan itu, celanaku mulai agak sesak karna kontolku mulai tidak dapat di ajak kompromi dengan kata lain ngaceng berat.

Perlahan motor saya tujukan agak mendekat supaya meyakini kalau wanita itu yaitu tante Ken.
“Eh tante Ken. Ingin kemana tante? ”, sapaku.
Tante Ken agak kaget mendengar suaraku. Namun beliau lalu tersenyum manis serta membalas sapaanku.
“Ehm.. Kamu Ron. Tante ingin ke kantor. Kamu ingin ke universitas? ”, tante Ken balik ajukan pertanyaan.
“Iya nih tante. Masuk jam delapan. Bila gitu bagaimana bila tante saya anter dahulu ke kantor? Kebetulan saya bawa helm satu lagi”, kataku sembari tawarkan layanan serta mengharapkan tante Ken tidak menampik ajakanku.
“Nggak usah deh, kelak kamu terlambat hingga universitas lho. ”
Nada tante Ken yang empuk serta lembut sebentar bikin penisku makin menegang.
“Nggak apa-apa kok tante. Lagian universitas saya kan sesungguhnya dekat”, kataku sembari mataku senantiasa mengambil pandang ke semua badannya yang pagi itu mengenakkan bletzer serta celana panjang. Walau tertutup oleh baju yang rapi, namun saya tetaplah dapat lihat kemontokan payudaranya yang lekukannya terlihat terang.
“Benar nih Roni ingin nganterin tante ke kantor? Bila gitu bolehlah tante bonceng kamu”, kata tante Ken sembari melangkahkan kakinya diboncengan.
Saya pernah agak terperanjat karna langkah membonceng tante yang seperti itu. Namun bagaimanapun saya tetaplah diuntungkan karna punggungku dapat sesekali merasakan
empuknya payudara tante yang benar-benar sangat saya kagumi. Terlebih saat melalui gundukan yang ada di jalan, rasa-rasanya buah dada tante lebih tambah melekat di punggungku. Pagi itu tante Ken saya anter hingga ke kantornya. Serta saya selekasnya menuju ke universitas dengan perasaan suka.
Saat itu hari sabtu. Kebetulan kuliahku libur. Mendadak telepon di samping tempat tidurku berdering. Selekasnya saja saya angkat. Dari seberang terdengar nada lembut seseorang wanita.
“Bisa bicara dengan Roni? ”
“Iya saya sendiri? ”, jawabku masih tetap dengan sinyal bertanya karna terasa asing dengan nada ditelepon.
“Selamat pagi Roni. Ini tante Ken! ”, saya betul-betul kaget bercampur aduk.
“Se.. Selamat.. Pa.. Gi tante. Wah tumben nelpon saya. Ada yang dapat saya bantu tante? ”, kataku agak gugup.
“Pagi ini kamu ada acara tidak Ron? Bila tidak ada acara datang ke tempat tinggal tante ya. Dapat kan? ”, pinta tante Keny dari ujung telepon.
“Eh.. Dengan suka hati tante. Kelak setelah mandi saya segera ke tempat tante”, jawabku. Lalu sembari dengan cara reflek tangan kiriku memegang kontolku yang mulai jadi membesar karna memikirkan tante Ken.
“Baiklah bila demikian. Saya tunggulah ya. Met pagi Roni.. Hingga kelak! ” Nada lembut tante Ken yang bagiku begitu menggairahkan itu pada akhirnya hilang diujung tepelon sana.
Pagi itu saya betul-betul suka mendengar keinginan tante Ken untuk datang ke tempat tinggalnya. Serta fikiranku nglantur kemana saja. Sesaat tanganku masih tetap saja mengelus-elus penisku yang semakin lama, semakin jadi membesar sembari memikirkan bila yang memegang kontolku itu yaitu tante Ken. Karna keinginanku telah menggebu, jadi selekasnya saja saya lampiaskan birahiku itu dengan masturbasi memakai boneka didol montok yang saya beli sebagian bln. waktu lalu.
Saya pikirkan saya tengah bersetubuh dengan tante Ken yang telah telanjang bulat hingga payudaranya yang montok menanti untuk dikenyut serta diremas. Mulut serta tanganku selekasnya menyapu semua badan boneka itu.
“Tante… Badanmu indah sekali. Payudaramu montok sekali tante. Aaah.. Ehs.. Ah”, mulutku mulai merancau memikirkan enaknya ML dengan tante Ken.
Karna telah tidak tahan lagi, selekasnya saja batang penisku, kumasukkan kedalam vagina didol itu. Saya mulai lakukan gerakan naik turun sembari mendekap erat serta menciumi bibir boneka yang saya umpamakan jadi tante Ken itu dengan penuh nafsu.
“Ehm.. Ehs.. Sangat nikmat sayang.. ”
Kontolku makin saya kayuh dengan cepat.
“Tante.. Sangat nikmat memekmu. Aaah.. Punyaku ingin keluar sayang.. ”, mulutku meracau ngomong sendiri.
Pada akhirnya selang beberapa saat penisku menyemburkan cairan putih kental kedalam lubang vagina boneka itu. Lemas telah badanku. Sesudah beristirahat sesaat, saya lalu selekasnya menuju ke kamar mandi untuk bersihkan kontol serta badanku.
Jarum jam telah menunjuk ke angka 8 lebih 30 menit. Saya telah usai mandi serta berdandan.
“Nah, saat ini waktunya pergi ke tempat tante Ken. Saya telah tidak tahan pingin saksikan kemolekan badanmu dari dekat sayang”, gumamku dalam hati.
Kulangkahkan kakiku menuju tempat tinggal tante Ken yang cuma berjarak 100 mtr. saja dari rumahku. Hingga dirumah janda montok itu, selekasnya saja saya ketuk pintunya.
“Ya, sebentar”, sahut nada seseorang wanita dari dalam yang tidak lain yaitu tante Ken.
Sesudah pintu di buka, mataku betul-betul dimanja oleh penampilan sosok tante Ken yang aduhai serta berdiri persis dihadapanku. Pagi itu tante kenakan celana street hitam dipadukan dengan atasan kaos ketat berwarna merah dengan belahan lehernya yang agak ke bawah. Hingga terlihat terang belahan yang membatasi ke-2 payudaranya yang memanglah montok mengagumkan. Tante Ken lalu mengajakku masuk kedalam tempat tinggalnya serta tutup dan mengunci pintu kamar tamu. Saya pernah di buat heran dengan apa yang dikerjakan janda itu.
“Ada apa sih tante, kok pintunya mesti ditutup serta dikunci semua? ”, tanyaku penasaran.
Senyuman indah dari bibir sensual tante Ken mengembang sebentar mendengar pertanyaanku.
“Oh, agar aman saja. Kan saya ingin ajak kamu ke kamar tengah agar lebih rilek ngobrolnya sembari nonton TV”, jawab tante Ken seraya menggandeng tanganku mengajak ke ruang tengah.
Sesungguhnya telah mulai sejak di depan pintu tadi penisku tegang karna terangsang oleh tampilan tante Ken. Terlebih kesempatan ini tangan halusnya menggenggam tanganku, hingga kontolku tidak dapat di ajak kompromi karna makin besar saja. Di ruangan tengah terhampar karpet biru serta ada dua bantal besar diatasnya. Sesaat di atas meja telah disiapkan minuman es sirup berwarna merah. Kami lalu duduk berdampingan.
“Ayo Ron diminum dahulu sirupnya”, kata tante padaku.
Saya lalu mengambil gelas serta meminumnya.
“Ron. Kamu paham.kamu mengerti tidak mengapa saya minta kamu datang kesini? ”, bertanya tante Ken sembari tangan kanan beliau memegang pahaku sampai membuatku terperanjat serta agak gugup.
“Ehm.. Eng.. Tidak tante”, jawabku.
“Tante sesungguhnya perlu rekan bercakap. Maklumlah anak-anak tante telah tidak sering sekali pulang karna kerja mereka diluar kota serta mesti kerap menetap di sana. Jadinya ya.. Kamu paham.kamu mengerti sendiri kan, tante kesepian. Kurang lebih kamu ingin tidak jadi rekan bercakap tante? Tidak mesti sehari-hari kok..! ”, kata tente Ken seperti mengiba.
Dalam hati saya suka karna peluang untuk berjumpa serta berdekatan dengan tante bakal terbuka luas. Angan-angan untuk nikmati panorama indah dari badan janda itu juga pasti bakal jadi fakta.
“Kalau seumpamanya saya diperlukan, ya bebrapa bisa saja tante. Malah saya suka dapat bercakap sama tante. Agar saja ada juga rekan. Bahkan juga sehari-hari juga tidak apa kok. ”
Tante tersenyum mendengar jawabanku. Pada akhirnya kami berdua mulai bercakap mengenai apa sajakah sembari nikmati acara di TV. Enjoi sekali. Terlebih bau wangi yang menguar dari badan tante bikin angan-anganku makin melayang jauh.

  http://www.hitsdomino.org/app/Default0.aspx?ref=LINDA168168&lang=id

“Ron, hawa hari ini panas ya? Tante kepanasan nih. Kamu kepanasan tidak? ”, bertanya tante Ken yang kesempatan ini sedikit manja.
“Ehm.. Iya tante. Panas banget. Walau sebenarnya kipas anginnya telah dihidupin”, jawabku sembari sesekali mataku melirik buah dada tante yang agak menyembul, seolah menginginkan meloncat dari kaos yang menutupinya.
Mata Tante Ken selalu menatapku sampai membuatku sedikit grogi, walau sesungguhnya birahiku tengah menanjak. Tanpa ada kuduga, tangan tante memegang kancing bajuku.
“Kalau panas dilepaskan saja ya Ron, agar cepet adem”, kata tante Ken sambil buka satu-persatu kancing bajuku, serta melepaskannya sampai saya telanjang dada…
Saya waktu itu betul-betul kaget dengan apa yang dikerjakan tante padaku. Serta saya juga cuma dapat diam terbengong-bengong. Saya lebih terheran-heran lagi dengan sikap tente Ken pagi itu yang memohonku untuk menolong melepas kaos ketatnya.
“Ron, tolongin tante dong. Lepasin kaos tante. Habis panas sih.. ”, pinta tante Ken dengan nada yang manja namun berkesan menggairahkan.

Dengan sedikit gemetaran karna tidak menganggap bakal pengalaman nyataku ini, saya terlepas kaos ketat berwarna merah itu dari badan tante Ken. Serta apa yang selanjutnya saya saksikan sungguh bikin darahku berdesir serta penisku makin tegang jadi membesar dan jantung berdetak kencang. Payudara tante Ken yang besar terlihat riil di depan mataku, tanpa ada terbungkus kutang. Dua gunung indah punya janda itu terlihat kencang serta padat sekali.
“Kenapa Ron. Kok mendadak diam? ”, bertanya tante Ken padaku.
“E.. Em.. Tidak apa-apa kok tante”, jawabku spontan sembari menundukkan kepala.
“Ala.. tidak usah pura-pura. Saya tahu kok apa yang tengah kamu fikirkan sampai kini. Tante kerap memerhatikan kamu. Roni sesungguhnya telah lama pingin ini tante kan? ” kata tante sembari mencapai ke-2 tanganku serta menempatkan telapak tanganku di ke-2 buah dadanya yang montok.
“Ehm.. Tante.. Sa.. Ya.. Ee.. ”, saya seperti tidak dapat merampungkan kata-kataku karna gugup. Terlebih badan tante Ken makin merapat ke badanku.
“Ron.. Remas susuku ini sayang. Ehm.. Kerjakan sesukamu. Tidak usah takut-takut sayang. Saya telah lama menginginkan menimati kehangatan dari seseorang lelaki”, rajuk tante Ken sambil membimbing tanganku meremas payudara montoknya.
Sesaat kegugupanku telah mulai bisa dikuasai. Saya makin membulatkan tekad untuk nikmati peluang langka yang sampai kini cuma ada pada angan-anganku saja. Dengan nafsu yang membara, susu tante Ken saya remas-remas. Sesaat bibirku serta bibirnya sama-sama berpagutan mesra penuh gairah. Tak tahu kapan celanaku serta celana tante terlepas, yang tentu waktu itu badan kami berdua telah polos tanpa ada selembar kainpun melekat di badan. Permaianan kami makin panas. Sesudah senang memagut bibir tante, mulutku seperti telah tidak sabar untuk nikmati payudara montoknya.
“Uuhh… Aah…” Tante Ken mendesah-desah ketika lidahku menjilat-jilat ujung puting susunya yang berupa dadu.
Saya permainkan puting susu yang munjung serta mengundang selera itu dengan bebasnya. Sekali-kali putingnya saya gigit sampai bikin Tante Ken menggelinjang rasakan kesenangan. Sesaat tangan kananku mulai menggerayangi “vagina” yang telah mulai basah. Saya usap-usap bibir vagina tante dengan lembut sampai desahan-desahan menggairahkan makin keras dari bibirnya.
“Ron.. Nik.. Maat.. Sekali sa.. Yaang.. Uuuhh.. Puasilah tante sayang.. Badanku yaitu milikmu”, nada itu keluar dari bibir janda montok itu.
Saya menghiraukan perkataan tante karna tengah asik nikmati badan moleknya. Perlahan-lahan sesudah senang bermain-main dengan payudaranya mulutku mulai kubawa ke bawah menuju vagina tante Ken yang bersih tertangani tanpa ada bulu. Dengan leluasa lidahku mulai menyapu vagina yang telah basah oleh cairan.
Saya telah tudak sabar lagi. Batang penisku yang telah sejak dari tadi tegak berdiri menginginkan sekali rasakan jepitan vagina janda cantik nan montok itu. Pada akhirnya, perlahan-lahan kumasukkan batang penisku ke celah-celah vagina. Sesaat tangan tante menolong membimbing tongkatku masuk ke jalannya. Kutekan perlahan-lahan dan…
“Aaah…”, nada itu keluar dari mulut tante Ken sesudah penisku sukses masuk kedalam liang senggamanya.
Kupompa penisku dengan gerakan naik turun. Desahan serta erangan yang menggairahkanpun meluncur dari mulut tante yang telah makin panas birahinya.
“Aach.. Ach.. Aah.. Selalu sayang.. Lebih dalam.. Lagi.. Aah.. Nik.. Mat.. ”, tante Ken mulai nikmati permainan itu.
Saya selalu mengayuh penisku sembari mulutku melumat habis ke-2 buah dadanya yang montok. Mungkin saja telah 20 menitan kami bergumul. Saya terasa telah hampir
tidak tahan lagi. Batang kemaluanku telah hampir menyemprotkan cairan sperma.
“Tante.. Punyaku telah ingin keluar.. ”
“Tahan seb.. nanti sayang.. Saya jug.. A.. Ingin hingga.. Aaach.. ”, pada akhirnya tante Ken tidak tahan lagi.

Kamipun keluarkan cairan kesenangan dengan cara nyaris berbarengan. Sangat banyak air mani yang saya semprotkan kedalam liang senggama tante, sampai lalu kami kecapekan serta berbaring diatas karpet biru.
“Terima kasih Roni. Tante senang dengan permainan ini. Kamu betul-betul jantan. Kamu tidak nyeselkan tidur dengan tante? ”, bertanya beliau padaku.
Saya tersenyum sembari mencium kening janda itu dengan penuh sayang.
“Aku begitu suka tante. Tidak kusangka tante memberi kesenangan ini padaku. Karna telah lama sekali saya berangan-angan dapat nikmati badan tante yang montok ini”
Tante Ken tersenyum suka mendengar jawabanku.
“Roni sayang. Mulai sekarang ini kamu bisa tidur dengan tante setiap saat, karna badan tante saat ini yaitu milikmu. Namun kamu juga janji lho. Bila tante kepingin… Roni rekani tante ya. ”, kata tante Ken lalu.
Saya tersenyum serta mengangguk sinyal sepakat. Serta kami juga mulai sama-sama merangsang serta bercinta untuk yang ke-2 kalinya. Hari itu yaitu hari yg tidak pernah dapat saya lupakan. Karna angan-anganku untuk dapat bercinta dengan tante Ken bisa terwujud jadi fakta. Hingga sekarang ini saya serta tante Ken masih tetap senantiasa beraktivitas seks dengan beragam macam. Serta kami begitu bahagia.

  http://www.hitsdomino.org/app/Default0.aspx?ref=LINDA168168&lang=id

Agen Poker Terpercaya & Tanpa Robot ( 100% Member Vs Member )
Tersedia Games : Poker Online, Domino 99, BandarQ, Bandar Poker, Adu Q, Capsa Susun, Dan Sakong

Cukup 1 ID Sudah Dapat Memainkan 7 Games
Untuk DAFTAR silahkan klik link ini :
http://bit.ly/2m8zJjV

HOT PROMO !!!
* PROMO BONUS TURNOVER 0.5%
* PROMO BONUS REFERAL 15%
* MINIMAL DEPOSIT RP 20.000

Info Lebih Lanjut Hub:
* Website : WWW.HITSDOMINO.ORG
* Pin BB : D8DA45DE
* Yahoo : hitsdomino@yahoo.com
* baca juga artikelnya : http://www.beritalucu889.blogspot.com
* baca juga artikelnya : http://www.webpokermas.blogspot.com
* baca juga artikelnya : http://hiburandewasa88.blogspot.com
* baca juga artikelnya : http://www.ceritaterkini88.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar