Cerita Sex Dewasa-Berselingkuh Dengan Tante Ku yang Super Sexy Di Rumah Sakit

http://www.hitsdomino.org/app/Default0.aspx?ref=LINDA168168&lang=id

Narasi ini bermula waktu Gue tengah menanti tante Gue yang dirawat dirumah sakit. Tangannya mesti digips, karena kecelakaan yang menimpanya. Tante Gue ikut serta kecelakaan waktu dia mengendarai mobilnya. Tangannya yang kiri luka robek karena terserang pecahan kaca.

Yang Gue rasakan saat menanti tante Gue ini ada nikmatnya ada juga tidak nikmatnya. Gue ambillah contoh saja yang nikmatnya dahulu, waktu tante ingin pipis, Gue tentu diminta mengantar ke WC. Karna tangan tante sakit, dia menyuruh Gue untuk membukakan CD-nya serta Gue dapat saksikan dgn terang kemaluannya yang tertutup bulunya yang agak lebat. Serta yg tidak nikmatnya saat dia ingin buang air besar, telah deh janganlah diteruskan, anda semuanya tentu tahu apa yang Gue maksudkan.. OK.

Malam itu, Gue sendirian melindungi tante dirumah sakit.
Mendadak tante menyebut Gue, “Doni.., cepet kemari..! Tolong tante ya..? ” tuturnya.
“Ada apa tante..? ” kata Gue.
“Perut tante sakit nich.., tolong gosokin perut tante pakai minyak gosok, ya..? ” tuturnya sembari buka selimutnya.

Serta terlihatlah badan tante yang molek itu, walau dia masih tetap menggunakan BH serta CD. Namun samar-samar puting buah dadanya serta bulu kemaluan tante tampak agak terang. Lihat panorama itu, batang kemaluan Gue jadi naik. Supaya tidak tampak oleh tante, Gue coba merapatkan badan sisi bawah Gue ke pinggir ranjang.

“Lho Don.., apa yang anda tunggulah..? Mari cepet ambillah obat gosok di meja itu. Lantas gosok perut tante, awas janganlah keras-keras ya..! ” tuturnya.
“Ya tante.. ” kata Gue sembari ambil obat gosok di meja yang ditunjuknya.
Sesudah Gue ambil obat gosok yang berada di meja, “Yang digosok sisi mana tante..? ” tanyaku.
“Ya perut tante dong, masak memek tante.. khan kelak.. memek tante jadi sakit kepanasan. ” tuturnya tanpa ada terasa risih.

“Akh.. tante dapat saja deh.. tidak suka saya.. uhh..! ” kata Gue.
“Ayo dong cepet, tante telah tidak tahan sakitnya nich..! ” tuturnya sembari meringis.

Lantas Gue gosok sisi perutnya yang putih mulus serta berbulu itu. Gue menggosok-gosok dgn lemah-lembut seperti saat Gue tengah menggosok-gosok badan cewek Gue.
“Ya gitu dong, huu.. enak juga gosokanmu Don. Belajar di mana anda..? ” tuturnya sembari mendesis.
“Nggak kok tante, umum saja. ” Gue jawab dgn pura-pura.
“Udahlah janganlah bohong anda.. Tentu anda seringkali gosokin badan cewek anda ya khan..? ” tanyanya menekan Gue.

“Kan Doni belum juga sempat gosokin cewek Doni, tante..! ” kata Gue pura-pura sekali lagi.
“Sekalian ya Don, pijitin kaki tante, dapat khan..? ” tuturnya manja.
Gue cuma mengangguk serta mulai memijat kakinya yang buat naik sekali lagi batang kemaluan Gue. Kakinya demikian dingin, mulus serta merangsang Gue.

Lantas, “Sudah tante, lelah nich..! ” kata Gue.
“Lhoo.., yang diatas belum juga khan..? ” tuturnya.
“Ah.., tante becanda ah.., Doni jadi malu.., ” kata Gue.
“Ayo cepet dong, anda tidak bakalan lelah sekali lagi. Cobalah deh pijit di sini, di paha tante ini. Mari dong, anda tidak usah malu-malu, Doni khan keponakan tante sendiri, mari cepet gih..! ” tuturnya manja sembari menarik tangan Gue dgn tangan kanannya.

Saat ini Gue bisa lihat gundukan bukit kemaluanya yang menerawang dari balik kain tidak tebal CD-nya itu. Muka Gue segera beralih merah menyala dgn panorama yang indah ini. Tante seperti tidak tahu apa yang Gue rasakan, dia menyuruh mendekat masuk ke tengahnya selangkangannya serta ambil ke-2 tangan Gue, menempatkan di semasing paha atasnya persis di pinggir gundukan bukit kemaluannya.

“Iya di situ Don.., ” tuturnya sembari coba memperlebar kakinya lebih lebar sekali lagi.
Gue diminta memijat lebih kedalam sekali lagi. Fikiran Gue mulai terganggu, karna bagaimanapun meremas-remas ‘zone eksklusif’ yang tengah terbuka menganga ini harus buat batang kejantanan Gue jadi naik sekali lagi.

Lantas, “Don, anda telah miliki cewek..? ” tuturnya.
“Ya tante.., ” kata Gue berterus jelas.
“Ngomong-ngomong Doni telah sempat ngeseks sama cewek anda, belum juga..? ”
“Apa itu ngeseks tante..? ” kata Gue pura-pura tidak tahu.
“Maksudnya tidur sama cewek.. ” tuturnya.
“Ngmm.. belum juga sempat tante.. ” jawab Gue berbohong.
“Ah masak sich, cobalah tante saksikan serta pegang punyamu itu..? ” tuturnya sembari menarik badan Gue supaya lebih dekat sekali lagi, lantas dgn tangan kanannya dia meraba gundukan di celana Gue.
“Tante ingin tau jika anumu bangunnya cepet bermakna benar belum juga sempat.. ” tuturnya sembari meraba-raba batang kemaluan Gue sekali lagi.

Tak tahu berarti yang berniat dibolak-balik atau memanglah ini sisi dari kelihaiannya membujuk Gue. Mungkin saja karna Gue masih tetap berdarah muda, meskipun telah punya kebiasaan hadapi wanita namun bila dirangsang dalam situasi begini sudah pasti cepat batang kemaluan Gue naik mengeras. Bila telah tiba disini telah lebih gampang sekali lagi untuk dia.

“Wihh, besar sekali gundukanmu Don.. bisa saksikan dalamnya punyamu..? Mari bantu tante untuk buka celanamu..! ” tuturnya tanpa ada menanti kesepakatan dari Gue, dia telah segera bekerja buka celana Gue serta membebaskan burung kaku Gue.
Memanglah, saat batang kejantanan Gue terbuka bebas, matanya 1/2 heran 1/2 mengagumi akan lihat ukurannya. Terlebih kepalanya yang mirip helm tentara “NAZI”.

“Bukan main kontolmu Doni.. besar serta keras banget punyamu.. ” tuturnya memberikan pujian pada mengagumi akan namun malah lihat yang begini semakin memburu nafsunya.
“Tapi masak sich Don, benda seindah begini belum juga sempat di pakai ke memeknya cewek. Jika gitu sini tante bisa tidak merasakan sedikit sekali lagi agar dapat tante tempelin disini. ” lanjutnya, bebrapa sekali lagi tanpa ada menanti komentar Gue, dia dgn samping tangan bekerja cepat melepas CD-nya.

Terlihatlah rimba kemaluannya yang menggoda itu, lantas dia menyuruh Gue untuk naik ke ranjang serta menyuruh Gue untuk tempelkan kepala kemalua Gue di mulut lubang senggamanya. Di situ Gue diminta menggosokikan ujung kemaluan Gue di celah liang senggamanya.

Lantas dgn menggosokikan sendiri ujung kepala batang kejantanan Gue di mulut lubang senggamanya yang telah terbuka lebar itu, menaikkan makin tegang dalam nafsu diri Gue.
“Ahh.. aduh.., Don.. enaknya.., ” tuturnya menjerit geli.
“Udah Don, tante tidak tahan. Saat ini giliran tante buat nikmat anda.., ok Gueng..? ” tuturnya menyuruh Gue berdiri.
Lantas dia dgn satu tangannya segera memegang batang kemaluan Gue serta mulai menjilati sekitar batangnya, sembari kadang-kadang mengulum kepalanya.

Sebagian waktu lalu, dia menarik Gue sekali lagi, badan Gue berlutut diatas ranjangnya, serta kembali liang senggamanya memerlihatkan celah kesenangan yang siap untuk Gue masuki. Dalam kondisi sesuai sama itu, Gue benar-benar telah lupa kalau dia yaitu tante Gue sendiri. Lantas, ujung batang kejantanan Gue mulai.

Gue tusukkan di lubang kenikmatannya yang selekasnya Gue ikuti dgn pergerakan maju-mundur, putar kanan-kiri untuk menusuk lebih dalam. Tante sendiri turut menolong Gue dgn jari-jari tangan kanannya. Dia melebarkan bibir kemaluannya supaya makin lebih terbuka untuk lebih memudahkan masuknya batang kemaluan Gue.

Selalu Gue genjot batang kemaluan Gue kedalam liang kenikmatannya yang indah itu.
Serta pada akhirnya, “Hghh.., oo.. Donn.. yeess.., oohh..! ” dgn erangannya, dia buka orgasmenya yang disusul oleh Gue cuma berselang sebagian detik lalu.
“Gimana Don rasa-rasanya baru saja..? ” tuturnya menguji Gue sembari tangannya menyeka, menyeka-nyeka keringat di dada Gue. Narasi Sex dengan Tante
“Aduh tante enak sekali, belum juga sempat Doni merasakan yang begini. Namun tante sendiri, bagaimana rasa-rasanya..? ” kata Gue balik ajukan pertanyaan.

“Tante baru saat ini lho merasakan digituin cowok dgn kelembutan, namun juga tidak meninggalkan kejantanannya yang perkasa, seperti punyamu ini, ‘Si Buta Dari Gua Memek’, tante jadi melayang-layang ke langit yang ke-7. Ohh.. endangg..? ” tuturnya.

Demikian usai, Gue di ajak tante ke kamar mandi. Serta saat itu Gue bantu tante bersihkan kemaluannya. Sembari menyiram kemaluan tante, Gue mendekap dia dari belakang, serta tante yang tengah berdiri jadi kegelian karna batang kejantanan Gue menyentuh bukit pantatnya. Saat itu juga batang kejantanan Gue naik sekali lagi karna yang Gue saksikan saat ini lebih tampak montoknya.

Serta saat itu, tangan lembut tante memegang batang kemaluan Gue. Gue gemetar karna pengalaman begini mengagumkan buat cowok perjaka seperti Gue ini. Buah dada tante menjulang, menantang serta tegar, terlihat pori-porinya meremang karna udara begitu dingin di kamar mandi, terlebih ini telah larut malam. Serta bukit kemaluannya agak merekah merah terbuka sisa perbuatan yang barusan.

Gue tidak paham mesti melakukan perbuatan apa terkecuali meraba buah dadanya sekali lagi yang kesempatan ini dari depan. Tante menarik Gue serta mencium bibir Gue, Gue menurut saja. Badan kami sama-sama merapat. Tangannya selalu mengurut-urut batang kejantanan Gue. Serta Gue meraba pantatnya yang bulat serta sintal kencang. Buah kejantanan Gue juga diremas-remasnya bebrapa perlahan. Lalu, tante mulai menambah kakinya yang samping ke atas bak serta dimasukkannya sekali lagi kemaluan Gue ke liang senggamanya. Ngilu serta agak panas merasa di batang kejantanan Gue.

Tante mulai bergoyang maju mundur serta pantat Gue juga ditekannya dgn tangan kanannya supaya Gue dapat ikuti irama. Gue turut saja menggoyangkan sembari memeluk, menghisap putingnya, mencium bibirnya. Sebagian waktu kami bergoyang keduanya sama, namun paha tante mulai pegal rupanya, serta dicabutnya batang kemaluan Gue.

Lalu dia berbalik serta menungging sembari berpegangan dgn tangan kanannya ke bibir bak mandi. Gue gosokkan batang kejantanan Gue ke bibir kemaluannya. Betul-betul merasa panas bibir kemaluannya itu.

Lalu Gue menekan maju serta, “Bless.. ” Rudal punya Gue masuk bergesek-gesek dgn dinding lubang senggamanya.
Tante juga bereaksi serta pinggulnya berputar-putar seperti penari ular. Aduh mengagumkan sekali, Gue terasa keenakan serta tidak dapat berfikir jernih sekali lagi.

Pantat Gue maju mundur, rudal panjang Gue menggaruk-garuk lubang kenikmatannya. Dari tempat ini, Gue dapat lihat dgn terang batang kejantanan Gue basah kuyup serta bibir kemaluan tante tertarik keluar masuk. Tangan Gue mencapai ke depan, meremas buah dadanya yang menggantung besar serta bergoyang menggeletar, nafas tante mendengus desah.

“Ohh.. yess..! ”
Pada akhirnya Gue meledak-ledak sekali lagi serta tante rupanya telah lebih dahulu alami orgasme.

Kemudian Gue mandikan tante Gue terGueng. Mulai detik itu, Gue miliki pekerjaan penambahan baru.