Agen Poker Agen Poker

Agen Ceme Agen Domino99 Terpercaya>

HitsDomino

Selasa, 19 September 2017

Cerita Sex Dewasa-Sangat Nikmatnya Ngentot Bersama Tante Girang yang Super Semok

 https://ceritasexdewasa168.blogspot.com/2017/09/cerita-sex-dewasa-sangat-nikmatnya_94.html

Hai gan.. kesempatan ini saya juga akan memberi sedikit narasi seks cerita tante girang yang suka ngentot dengan abg.

Simak saja ceritanya gan... mudah-mudahan menghibur.......
Narasi dewasa paling baru kesempatan ini menceritakan tante girang yang suka banget ngentot ABG. Daun muda yang masih tetap remaja senantiasa jadi ‘santapan favorit’ tante girang. Terlebih tante girang maniak serta haus seks, biasanya
perlu pasangan atau mitra seks yang mempunyai tenaga powerful untuk memuaskan nafsu birahinya. Seperti yang berlangsung pada narasi dewasa di bawah ini.

Sesudah makan siang saya kembali pada kantor serta merampungkan beberapa pekerjaanku hari itu serta dua jam sebelumnya saat pulang, saya menyerahkan sisa pekerjaan itu ke bawahanku. Mereka tidaklah terlalu suka dengan pekerjaan mendadak itu, namun kelihatannya mereka telah punya kebiasaan dengan perangaiku. Mereka memahami kalau saya tidak mau jadi capek, karna sepulang kerja kelak saya juga akan pergi dengan beberapa rekanku, eksekutif wanita muda yang beda. Cuma saja mereka tidak paham bila hari itu, saya telah membatalkan acara berjalan-jalan kami.. Kukemudikan sedanku ke arah rumahku, tetapi lalu berbelok menuju tempat beda. Sekitaran 15 menit lalu saya berhenti di samping satu lapangan basket didalam satu perumahan. Disana beberapa remaja SMU tengah bermain. Saya turun dari mobilku serta duduk di samping lapangan tempat tas-tas mereka ditempatkan, lantas melihat permainan mereka.

Satu diantara mereka, kenakan kostum basket warna merah, yang lalu melihatku, tersenyum serta melambaikan tangannya. Saya membalas lewat cara sama. Dia yaitu Donny, anak satu diantara bawahanku yang tengah kutugaskan pergi ke luar kota sepanjang sekian hari. Hubunganku dengan keluarga mereka cukup akrab untuk ketahui kalau Donny ikuti latihan basket 2 x satu minggu disana. Sepuluh menit lalu permainan selesai serta beberapa remaja itu menuju ke tas mereka, yakni ke arahku. Saya jalan menuju Donny membawa sebotol minuman yang telah kusiapkan pagi barusan..

“Don, minum dahulu nih. Nyatanya barusan di mobil Tante masih tetap ada sebotol”, tawarku.
“Oh iya, Tante, terima kasih! ”, jawabnya tersengal.

Kelihatannya ia masih tetap kelelahan. Donny ambil botol dari tanganku serta selekasnya menggunakan berisi. Kami jalan menuju tasnya. Serta ia keluarkan handuk untuk mengusap keringatnya. Saya mengintip sebentar kedalam tasnya serta bersukur saya memberi botol minumanku pada Donny sebelumnya ia pernah ambil minuman bekalnya sendiri.

Jadi pemain basket, Donny cukup tinggi. Dari tinggi tubuhku yang 168 cm kuperkirakan bila tinggi Donny sekitaran 180-an cm. Dapat kuperhatikan tangan Donny cukup kekar untuk anak seusianya, kelihatannya berolahraga basket betul-betul melatih fisiknya. Profil tubuhnya tunjukkan potensinya jadi atlet basket. Saya berpindah ke berwajah yang masih tetap terlihat imut walaupun basah oleh keringat. Dengan kulit yang kuning, berwajah betul-betul manis. Saya tersenyum.
Sesudah mengusap berwajah, Donny memerhatikanku sebentar serta berkata, “Tante Nia dari kantor? Kok pakai kesini? ”

“Nggak, males saja ingin ke tempat tinggal, tidak ada rekannya sich. Om Harry sekali lagi ke Singapura. Jadi tante berjalan-jalan.. selalu nyatanya lewat deket-deket sini, sekalian saja singgah.. ” ujarku 1/2 merajuk.
Ia berpindah sebentar untuk bercakap serta bercanda dengan rekannya.
“Sama dong Tante, Donny sekali lagi males nih dirumah, tidak ada orang sich! ”
“Nggak ada orang? Ibu sama adik anda ke mana? ”
“Nginep dirumah nenek, besok sore pulang. Saya diminta jagalah tempat tinggal sendirian”. Donny menyimpan handuknya serta duduk di sampingku.

“Oh, kebetulan banget ya.. ” kalimat itu mendadak lepas dari mulutku.
Yang disebutkan Donny betul-betul diluar sangkaanku, namun malah buat kondisi jadi tambah baik. Saya tidaklah perlu bersusah payah untuk mencari tempat ber..
“Kenapa, Tante? Kebetulan bagaimana? ”
“Iya, kebetulan saja kita keduanya sama mencari rekan.. ” Donny tersenyum.
“Sebenarnya.. Ehh.. Tante ada butuh sich ke rumahmu. Ada file laporan perlu yang perlu di ambil selekasnya, walau sebenarnya ayah anda masih tetap diluar kota. Kurang lebih dapat tidak ya, tante ke rumahmu ngambil file itu? Tante telah katakan kok sama Ayah anda, tuturnya tante diminta ngambil saja dirumah.. ”
“Oh, tidak apa-apa kok. Hanya mungkin saja agak lama ya, Tante. Soalnya saya harus mencarinya kunci cadangannya almari ayah. Umumnya senantiasa dikunci sich, bila pergi-pergi. “
“Nggak problem, Tante tidak cepat-cepat. Kita pergi saat ini? ”.
Donny mengangguk lantas kami jalan menuju mobilku. Donny melambaikan tangan pada beberapa rekannya serta meneriakkan kalimat perpisahan. Kuperhatikan rekan-rekan Donny sama-sama berbisik serta tertawa-tawa kecil lihat kami pergi.
“Di tempat tinggal betul-betul tidak ada orang yah, Don? ”
“Cuma saya doang, Tante. Untungnya sich Ibu ngasih uang lumayan buat mencari makan. ”
“Aduh.. Kaciann.. ” kataku manja. “Tapi umumnya seumuran anda tentu ada pacar yang nemenin kemana saja kan.. ”
Donny melihat serta tersenyum padaku. “Wah, Donny tidak miliki Tante. Belumlah ada yang ingin! ”
“Ah, masa? Cowok bagus kaya anda gini loh! ” Kutepuk perlahan lengannya, coba rasakan sesaat kekokohannya. “Kalau Tante sich, telah dari dahulu Donny tante sabet! ”
Donny cuma tertawa ramah, ia telah umum dengan style bercandaku yang agak genit itu. Walau sebenarnya, sosok Donny betul-betul telah mempesonaku waktu ia dikenalkan padaku serta Mas Har satu tahun yang kemarin.

Perjalanan ke tempat tinggal Donny menelan saat sekitaran 30 menit karna jalanan telah penuh oleh mobil-mobil orang yang lain yang menuju tempat tinggal semasing. Dalam perjalanan saya tetaplah memerhatikan Donny. Saya menginginkan tahu apakah minuman yang barusan Donny minum telah tunjukkan reaksinya. Umumnya saya memakai obat itu untuk memancing nafsu Mas Har serta menjaga staminanya. Saya mungkin saja telah hilang ingatan.. Berusaha untuk tidur dengan bocah SMU anak pegawaiku sendiri.. Namun biarkanlah.. Gelegak di diriku telah tidak dapat sekali lagi saya bendung.
Barusan pagi saya memberi dosis ekstra pada minuman yang kuberikan pada Donny, serta saat ini saya penasaran juga akan dampaknya pada badan muda Donny. Dapat kulihat saat ini napas Donny mulai naik-turun sekali lagi sesudah pernah tenang duduk dalam mobil. Duduknya juga terlihat sedikit gelisah. Saya menepi. Kami telah tiba.

Ia buka pintu serta mempersilahkan saya masuk. Saya duduk nyaman di sofa ruangan tamu serta ia menuju dapur untuk mempersiapkan satu gelas minuman buatku. Tempat tinggal Donny tidak besar, sebatas cukup untuk tinggal empat orang. Lagi saya bertanya pada diriku sendiri, apakah saya menginginkan lakukan hal semacam ini.. Serta sedetik lalu saya menjawab : saya memang sungguh-sungguh menginginkannya..

 https://ceritasexdewasa168.blogspot.com/2017/09/cerita-sex-dewasa-sangat-nikmatnya_94.html

KutDonnylkan jas serta blazerku, tersisa satu tank-top putih untuk menempel dibagian atas badanku. Barusan pagi saya telah mematut diri di kaca dengan tank-top ini. Sesungguhnya ukurannya sedikit lebih kecil dari ukuranku, sampai cukup ketat untuk memerlihatkan dengan terang bentuk payudaraku, bahkan juga puting susuku. Saya tersenyum geli saat meihat diriku di cermin pagi itu. Rok miniku kutarik sedikit lebih tinggi, serta kusilangkan kakiku demikian rupa sampai Donny yang kelak kembali dari dapur juga akan memerhatikan pahaku yang mulus.

Donny keluar sebagian menit lalu membawakan satu gelas sirup dengan batu es. Ia terdiam sesaat sebelumnya meneruskan langkahnya menuju meja di depanku.
“Panas banget, Don. Maka dari itu Tante copot blazernya”, kataku 1/2 mengeluh.
“Iya, memanglah disini tidak ada AC seperti dirumah Tante”.

Nada Donny sedikit terbata, nafasnya naik-turun, serta coba tersenyum. Kulihat Donny juga berkeringat, namun saya tahu hal tersebut tidak cuma karna panas yang berada di ruangan tamu ini. Saya ambil gelas yang dingin itu serta menggosokkannya di bagian bawah leherku yang berkeringat. Fresh sekali..
“Ahh.. Seger baget Don. “
Donny menelan ludahnya. Kuminum sedikit sirup itu.
“Uhh.. Top banget. Enak, Don”, ujarku 1/2 mendesah.
“Hmm.. Tante.. Donny.. Donny mencari kunci lemarinya ayah dahulu ya.. ” kata Donny. Anak ini pemalu juga, kataku dalam hati. “Oh, iya deh, Tante tunggulah. ” Donny lalu bergegas menuju satu almari besar di samping sofa serta mulai buka laci-lacinya.

Saya bersabar sedikit lebih lama. Saya tahu dari perilaku Donny yang semakin gelisah, bila obat itu sebentar sekali lagi juga akan betul-betul berikan dampak. Sesudah 10 menit mencari serta belum juga temukan kuci itu. Saya jalan ke arah Donny yang masih tetap membungkuk, mencari kunci itu di satu diantara laci.
“Don.. Apa tidak tambah baik.. ”
Donny lantas berdiri serta membalikkan tubuhnya menghadapku. Saya tahu dia pernah mengambil pandang ke arah dadaku sebelumnya lihat wajahku. Ia menelan ludahnya. Saya mendekat kepadanya sampai bila saya mengambil langkah lagi badanku juga akan segera bersentuhan dengannya. Donny coba mundur, namun almari besar itu menghalanginya.

“Kenapa..? Tante..? ”, nafasnya merasa menyentuh dahiku.
Saya mendongak sedikit, memandang berwajah.
“Lebih baik anda.. ”
Tanganku meraba otot bisepnya, padat..
“Mandi dahulu.. ”
Tanganku yang satu menyentuh pinggir bawah kostum basketnya..
“Terus ganti baju.. ”
Ke-2 tanganku mulai mengangkat kausnya..
“Kan, anda keringetan gini.. ”
Tanganku 1/2 meraba otot-otot perutnya yang keras sembari selalu membawa kausnya ke atas..
“Nanti.. Kuncinya.. Di cari sekali lagi.. ”
Dadanya cukup kuat, serta merasa sekali paru-parunya mengembang serta mengempis makin cepat, jantungnya berdegup kencang.. Wajahku merasa panas, jantungku turut berdetak cepat. Donny mengangkat lengannya serta berkata, “Ya Tante.. ”
Namun nada Donny lebih serupa desahan berat. Kuangkat sekali lagi kausnya ke atas serta Donny secara cepat melanjutkan pekerjaanku serta lalu melemparkan kausnya ke samping. Donny saat ini bertelanjang dada, dengan celana selutut masih tetap dipakainya. Saya merapatkan tubuhku kepadanya tetapi mendadak saya berhenti sesudah rasakan suatu hal tentang perutku. Saya mundur sedikit serta lihat ke arah dari tempat mana sentuhan di perutku berasal.
“Oh..! ”, bisikku sedikit terperanjat.
Dari dalam celananya tampak benjolan yang cukup panjang serta besar. Penis Donny.. Siluetnya tampak terang dari celana basketnya yang longgar. Saya lihat muka Donny. Ia juga lihat benjolan di celananya itu, sedikit terperanjat, lalu melihatku. Napasnya menderu.

“Eh, maaf tante.. saya.. Tidak sempat.. Pakai.. ”
“Celana dalam? Tidak.. Sempat..? ” potongku.
Ia cuma menggeleng serta kembali menatapku.
Saya tersenyum. “Nggak apa-apa.. Tambah baik gitu.. ”
Muka imutnya memerlihatkan keterkejutan. Namun saya selekasnya kembali merapatkan badanku serta maju lebih berani. Kucengkram batang kemaluannya dari luar celananya. Donny terlihat makin terperanjat serta tubuhnya berguncang sedikit. Lalu semuanya jalan menuruti nafsu kami yang bergelora.

Donny memelukku, membawa bibirku rapat ke bibirnya serta lakukan ciuman paling bernafsu yang sempat saya terima dalam satu dekade ini. Lidahnya bergelut liar dengan lidahku, bibirku digigitnya perlahan.. Kupegang kepalanya serta kurapatkan selalu dengan wajahku. Kuacak-acak rambutnya seolah saya menginginkan semua badannya masuk kedalam ragaku.

Donny coba menyudahi ciuman itu. Saya cemas ia juga akan menampik untuk melakukan tindakan lebih jauh, sampai saya tidak biarkan. Namun saya telah susah mengatur napasku, serta pada akhirnya kulepaskan berwajah. Saya tersengal, coba hirup udara sebanyak mungkin. Nyatanya Donny sama sekali tidak berhenti. Waktu saya dikalahkan nafsu waktu berciuman barusan, Donny telah berhasil melepas tank-topku tanpa ada sedikitpun saya menyadarinya. Tank-top itu saat ini ada dibawah kakiku. Serta saat ini Donny mulai mengisap serta menjilati leherku dengan buas.

“Ohh.. Anngghh.. ” inilah yang sampai kini kudambakan, gairah serta daya yang demikian meluap..
Lidah Donny bergerak sekali lagi ke bawah.. Membasahi belahan dadaku.. Berputar-putar sebentar di sekitaran puting kiriku, memberi sensasi geli yang nikmat.. Lalu Donny melahap payudaraku.
“Ouuhh.. Anda.. Ahh.. Kurang ajar yahh.. Hmmpphh.. Terusin Anngg.. Ahh.. Mmmhh.. ”
Bocah ini.. Betul-betul bernafsu.. Ia lantas lakukan hal sama pada payudaraku yang samping kanan serta selekasnya membawaku ke ambang orgasme.. Saya merasakannya.. Sedikit sekali lagi.. Namun ia mendadak berhenti, membuatku lihat ke bawah, menginginkan tahu apa yang berlangsung. Ia berlutut, serta coba melepas rok miniku. Tanganku bergerak cepat menolong Donny serta dua detik lalu rok itu telah jatuh ke lantai. Saya coba melepas juga celana dalamku, tetapi Donny lebih cepat.. Ia merobeknya.. Sejurus lalu lidahnya beraksi sekali lagi.. Dalam liang kewanitaanku..
“Donnyhh.. Kamuhh.. Tidak sopann.. ”
Kumajukan pinggulku, rasa-rasanya saya menginginkan membenamkan semua muka Donny kedalam vaginaku.. Lidah Donny yang tidak terlatih, membuatku mesti membantunya menyentuh daerah yang pas dengan menggerakkan kepala bocah itu.

“Uuuhh.. Disini Anngghh.. Ohh.. Yeeaahh..!! ”
Donny selalu bergerilya dalam gua-ku sampai saya rasakan gelombang kesenangan yang hebat.
“Angghh.. Tante.. Ingin.. Aaahh!! ”
Badanku menggeliat bersamaan dengan orgasme yang melandaku. Donny dengan liar menjilati cairan-ku hingga tetes yang paling akhir. Kakiku merasa lemas.. Pelan-pelan saya terduduk.. Serta lalu berbaring di lantai.. Rasakan sisa-sisa kesenangan yang sudah Donny beri sembari terengah-engah..
Saya lihat ke arah Donny. Ia juga tengah terengah-engah. Tubuhnya berdiri kuat dihadapanku. Tubuh kekarnya yang berkeringat, berkilat oleh pantulan matahari sore yang menerobos jendela kamar. Serta.. Tidak ada sekali lagi celana basket yang menempel di tubuh itu. Pistolnya.. Mengacung tegak ke arahku. Batangnya demikian besar.. Tentu lebih dari 20 cm, serta tidak tipis. Rambut tidak tebal dari kemaluannya berlanjut ke atas menuju pusarnya. Oh.. Demikian muda serta gagah..
“Tante.. Saya.. ”
“Giliran Tante, Don! ”
Saya berdiri, menekan badannya serta menjilati tubuh remaja itu. Tangannya yang kuat mengelus mendekapku sembari menyeka punggungku. Waktu kugigit-gigit putingnya, Donny mendesah perlahan-lahan serta rambutku diacaknya. Tanganku dengan gampang merasakan penisnya, lalu kukocok perlahan. Disamping itu lidahku mengembara di otot-otot perut Donny.

Saat ini saya hingga pada pusarnya. Lidahku selalu bergerak turun serta kulahap pucuk batang kejantanan Donny. Donny menggeram. Kukulum batangnya serta saya senang mendengar Donny selalu mendesah.
“Ooohh.. Tante.. Ahh.. ”
Kucoba untuk menelan lebih dalam, namun ukuran penis Donny sangat besar. Telah waktunya..
“Ayo Don, agar tante ajarin langkahnya jadi lelaki.. ”
Kuajak dia berbaring di lantai, lantas bebrapa perlahan saya duduk di perutnya sembari memasukkan pistol Donny ke ‘sarung’-nya, meyakinkan supaya saya memperoleh kesenangan yang saya ingin.
“Aaahh.. Donny.. Miliki kamuhh.. Besaarr.. Uuhh.. ”
Saya membelai dadanya, serta mulai bergerak naik-turun. Donny melenguh serta pejamkan mata, meresapi tiap-tiap pergerakan yang kubuat.

“Uuuhh.. Eegghh.. Aduhh.. Tidak sempat.. Donny.. Merasakan.. Enak kaya ginihh.. ”
Sesudah mulai punya kebiasaan dengan ritmeku, Donny buka matanya. Tangannya memegang ke-2 payudaraku yang naik turun.

“Tante Nia.. Oohh.. Seksi banget.. Ahh.. ”
Ia memerasnya.. Serta merasa begitu nikmat.. Saat ini saya yang menghayati permainan Donny. Namun saya selekasnya tersadar, kesempatan ini AKU yang juga akan memuaskan Donny.
Saya percepat pergerakanku, sembari kadang-kadang memutar-mutar pinggulku.
“Ohh.. Tante.. Terusiinn.. Enaakk.. Aahh.. Mmmhh.. ”
Tangannya berpindah ke pantatku, coba turut mengatur ritmeku. Kuberikan apa yang Donny minta, kujepit batangnya serta saya makin bergoyang menggila.
“Gini kan.. Ingin anda, Angghh.. Ehh.. ”
“Uhh.. Yaa.. Ohh.. Aaagghh.. Kenceng bangett.. Mari tante.. ”
Saya seperti lupa daratan, kesenangan yang kurasa betul-betul membius, serta sebentar sekali lagi.. Tinggal sebentar..

“Tantee.. Oooaagghh!! Oh, yeaahh!! ”
“Dooonnn.. Aaagghh.. Ohh.. Ohh.. ”
Saya rasakan kesenangan paling dahsyat dalam hidupku, berbarengan dengan ejakulasi Donny. Kami berpelukan, berguling sesaat Donny masih tetap melanjutkan tikaman penisnya dalam vaginaku, membawaku makin jauh dari dunia ini..
“Ohh.. Donnya.. Ohh.. Anda.. Udahh.. Bukanlah perjaka.. Sekali lagi.. Ahh.. ”
Ia menciumiku, memanjakan payudaraku, membelai-belai rambutku..
Dengan napas yang tersengal-sengal Donny berbisik di telingaku,
“Duhh.. Tidak nyangkah.. Tante.. Nakal banget.. Ahh.. Namun Donny.. Sukai.. Dinakalin.. Tante.. Ehh.. Kontol Donny masih tetap ngaceng nihh.. ehh.. Ingin Tante apain sekali lagi..?
AGEN BANDARQ | BANDAR Q | AGEN DOMINO TERPERCAYA | AGEN ADUQ | BANDAR SAKONG| AGEN CAPSA ONLINE

 https://ceritasexdewasa168.blogspot.com/2017/09/cerita-sex-dewasa-sangat-nikmatnya_94.html

Agen Poker Terpercaya & Tanpa Robot ( 100% Member Vs Member )
Tersedia Games : Poker Online, Domino 99, BandarQ, Bandar Poker, Adu Q, Capsa Susun, Dan Sakong

Cukup 1 ID Sudah Dapat Memainkan 7 Games
Untuk DAFTAR silahkan klik link ini :

HOT PROMO !!!
* PROMO BONUS TURNOVER 0.5%
* PROMO BONUS REFERAL 20%
* MINIMAL DEPOSIT RP 20.000

Info Lebih Lanjut Hub:
* Website : WWW.HITSDOMINO.ORG
* Pin BBM : D86DAFAF
* Yahoo : hitsdomino@yahoo.com

* baca juga artikelnya : http://ceritasexdewasa168.blogspot.com
* baca juga artikelnya : http://www.webpokermas.blogspot.com
* baca juga artikelnya : http://hiburandewasa88.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar